Rabu, 29 Desember 2010

Produksi Perikanan Bantul 50 Persen



BANTUL, KOMPAS.com - Sampai dengan triwulan III realisasi produksi perikanan budidaya di Bantul baru mencapai 50 persen. Target sebanyak 18.182 ton diperkirakan akan sulit tercapai pada akhir triwulan IV. Banyak ikan yang mati akibat abu vulkanik Merapi menjadi salah satu penyebabnya.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tercatat sekitar 9.101 ton. Sebagian besar produksi ikan tersebut disumbang ikan lele yakni sebanyak 6.069 ton. Produksi terendah adalah ikan patin sebanyak 34 ton. Produksi ikan tertinggi berada di Kecamatan Sanden, Bantul, Piyungan, dan Kretek.
Pada triwulan IV tercatat 751.303 ekor mati akibat abu vulkanik, yang sebagian besar benih. Angka tersebut terbagi dalam kolam budidaya tercatat 722.530 ekor, sementara di keramba perairan umum 28.773 ekor. Jenisnya beraneka ragam seperti lele, gurame, dan nila. Sebagian besar berupa benih ikan. Selain itu masih ada sekitar 1.900 kilogram ikan di perairan umum yang juga mati akibat lahar dingin, namun ikan-ikan tersebut tidak dibud idayakan oleh warga.
Banyaknya ikan yang mati selama triwulan IV jelas mempengaruhi produksi ikan. "Kami berharap produksi perikanan budidaya pada tahun 2011 bisa diperbaiki, karena selama ini jadi andalan," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, Bambang Pin Erwanto, Rabu (29/12/2010).

Tidak ada komentar: