Senin, 26 Maret 2012

Yogya Kasih Waktu 7 Bulan ke Pemerintah



Perhimpunan Dukuh Yogyakarta, Sukirman menjelaskan, jika pemerintah tidak mengakui keistimewaan Yogyakarta maka pemerintah sama halnya tidak menghargai sejarah Indonesia. Untuk itu, pihaknya memberikan waktu kepada pemerintah hingga tujuh bulan ke depan.

"Ini kan sudah injuritime, yang rencananya akan disepakati pada bulan Oktober mendatang. Kalau ada niat pemerintah RUU tersebut harus segera disahkan sebelum diserahkan ke DPR," kata Sukirman kepada INILAH.COm, Selasa (27/3/2012).

Menurutnya, pada 12 April mendatang seluruh rakyat Yogyakarta akan kembali berkumpul untuk menyampaikan aspirasi terkait keistimewaan Yogya. Maka dari hasil pertemuan seluruh rakyat Yogya tersebut akan diserahkan kepada pemerintah pusat.

"Tanggal 12 April kita akan kumpulkan seluruh rakyat Yogya. Dari hasil pertemuan itu maka akan kita sampaikan kepada pemerintah pusat," ujarnya.

Dikatakannya, pemerintah harus memberikan penjelasan yang jelas jika tidak mengakui keistimewaan Yogyakarta. "Pemerintah pusat mau menerima atau tidak kan alasan harus jelas," tegasnya.

Sebagaimana diberitakan, Minggu (25/3/2012), rakyat Yogya menggelar Apel Siaga Rakyat Yogyakarta Pro-Penetapan di Alun-alun Sewandanan Puro Pakualaman, Yogyakarta.

Acara itu dilaksanakan sebagai dampak belum jelasnya nasib Rancangan Undang-undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menentukan nasib hak istimewa Yogykarta untuk hidup di dalam NKRI.

Tak tanggung-tanggung, adik kandung Sultan Hamengkubuwono X, GBPH Prabukusumo mengancam, Yogya siap melepaskan diri dari NKRI jika RUUK Yogyakarta tak menjamin keistimewaan Yogya dalam bentuk penetapan Sultan sebagai gubernur.

"Itu keputusan detik-detik terakhir. Kalau pemerintah tidak mau memperhatikan sejarah lagi, itu risiko dan kami akan bersikap," kata GBPH Prabukusumo

Sabtu, 24 Maret 2012

Kena Racun Tomcat Jangan Garuk, Langsung Cuci dengan Sabun


Fenomena Tomcat kini terlihat juga Jakarta dan sejumlah wilayah di Jawa Barat. Jika Anda dihinggapi Tomcat dan terkena cairan racunnya, jangan garuk, tapi langsung cuci dengan sabun.

"Kalau terkena cairan racun Tomcat, jangan pernah digaruk. Tapi langsung cuci dengan sabun dan air mengalir," tutur Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kemenkes, dr. Rita Kusriastuti, MSc kepada detikcom, Jumat (23/3/2012).

Rita memastikan, cairan beracun yang dikeluarkan Tomcat tidaklah mematikan. Jika ada orang yang terkena cairan ini dan kemudian kulitnya membengkak, dia menengarai karena orang tersebut menggaruk bagian tubuhnya tersebut.

"Kalau menempel di tubuh kta, jangan ditepuk. Karena kalau ditepuk nanti perutnya pecah dan keluar cairan toksin. Kalau menempel di kulit, cukup disentil saja," papar Rita.

Rita mengatakan, Tomcat juga bukan serangga yang baru-baru ini muncul. Kalaupun binatang ini menyambangi ke pemukiman atau kawasan perkotaan, itu disebabkan dikarenakan habitatnya yang terganggu.

"Ini bukan serangga baru, sudah ada di sekitar manusia. Kalau serangga ini ada di rumah, maka usir saja secara halus. Yang penting jangan sampai dia mengeluarkan cairan beracun," papar Rita.

Komposisi piano Mozart ditemukan di Austria


Sebuah karya Mozart, yang diyakini ditulis tangan ketika dia berusia sekitar 10 tahun, ditemukan di Austria.
Karya yang diperkirakan ditulis pada tahun 1767 atau1768 itu ditemukan di dalam sebuah buku catatan di atas loteng.
Peneliti baru-baru ini berkeyakinan ada bukti kuat bahwa Allegro Molto adalah komposisi karya Mozart.
Komposisi itu ditulis dalam sebuah buku catatan atas nama Del Signore Giovane Wolfgango Mozart.
Ahli musik Hildegard Herrmann-Schneider mengatakan hanya Leopold Mozart yang menggunakan nama tersebut ketika menuliskan nama anak lelakinya.
Sejarawan yayasan Salzburg' Mozarteum meyakini bahwa tulisan itu dimiliki oleh komposer yang sedang berkembang.
Buku catatan berhalaman 160 yang tertanggal tahun 1780 itu juga berisi banyak karya musik yang ditulis oleh ayah Mozart.
Seorang musisi Florian Birsak mencoba memainkan karya Mozart selama empat menit tersebut di rumah masa kecil Mozart dengan piano aslinya.
Dia mengatakan: ''Ini bukan karya orang biasa, sudah ada sentuhan Mozart yang membuatnya menjadi luar biasa di kemudian hari.''
Tahun 2009, peneliti mengungkap dua karya musik yang diyakini ditulis Mozart ketika dia berusia tujuh atau delapan tahun.

Jumat, 23 Maret 2012

'Sampai Ujung Dunia', Drama Terbaik Monty Tiwa


Kalau membaca sinopsisnya, maka jelas sekali kalau ceritanya sangat sinetron banget. Mirip-mirip FTV kurang lebihnya. Namun ketika menonton filmnya, kesan itu agak sedikit berkurang. Tidak ada derai air mata yang mengalir deras karena adanya sebuah penyakit aneh, semuanya berlangsung begitu alami dan enak dinikmati.
Kisah seorang cewek yang bersahabat dengan dua pria ganteng dan akhirnya berubah menjadi kisah cinta segi tiga ini sangat manusiawi, meskipun bolong-bolong tetap saja ada dan kadang terasa dipaksakan, tapi secara umum film ini sangat nyaman dinikmati.
Agak sulit membayangkan seorang gadis yang “cacat” dengan prestasi kerja yang ala kadarnya, tetapi mampu membiayai “seorang calon prajurit” sampai lulus menjadi prajurit. Untuk yang ini sebaiknya kita terima saja apa kata sutradara. Intinya adegan ini ingin menunjukkan betapa cintanya sang gadis terhadap pria idamannya.
Siapa pria idaman sang gadis juga pasti mudah ditebak. Namanya saja sinetron yang dibioskopkan, jadi jalan cerita sangat mudah ditebak. Meski begitu ending cerita cukup bagus, sehingga selesai menonton film ini ada sesuatu yang tetap kita dapat.
Permainan akting dari Dwi Sasono tentu sudah sangat kita kenal kehandalannya sedangkan permainan Gading Martin yang diarahkan seperti Gading Martin apa adanya juga sangat pas untuk karakter Gilang. Klop sudah permainan jejaka ganteng ini melawan akting gadis cantik asal Klaten Renata Kusmanto.
Akting Renata memang belum teruji, tapi untuk permainannya di film ini sudah cukup memadai. Sayang peran Sudjiwo Tedjo tidak diexplore dengan baik. Wejangan-wejangan ala Sudjiwo Tedjo sebenarnya bisa disisipkan pada sang calon prajurit, sehingga film ini bisa lebih “berisi”.
Bagian make up juga patut diacungi jempol. Perpindahan karakter dari anak SMU menjadi pria dewasa terlihat sangat mulus. Agak sulit membayangkan seorang Gading Martin atau Dwi Sasono berperan sebagai anak SMU, tetapi di film ini mereka dapat memerankannya dengan baik. Tentu dengan bantuan riasan yang sangat detil.
Secara keseluruhan film ini layak tonton, apalagi untuk mereka yang suka akan kisah ala sinetron dengan tampilan yang lebih halus dan tidak banjir air mata.
Selamat menonton.

Senin, 19 Maret 2012

Mengejar Cinta 'Sampai Ujung Dunia'


Ceritanya sederhana. Gilang yang dimainkan Gading Marten, Daud diperankan Dwi Sasono, memperebutkan cinta sahabat perempuan mereka, Anissa, yang dimainkan Renata Kusmanto. Ketiganya bersahabat sejak kecil.

Anissa menyayangi kedua sahabatnya. Bimbang memilih, gadis ini mengajukan syarat barang siapa bisa pertama kali mengajaknya berkeliling dunia, dialah yang diterima sebagai kekasihnya. Demi cinta, Gilang dan Daud masing-masing menimba ilmu pelayaran dan pernerbangan, dengan harapan bisa merebut cinta Anissa. Ternyata, Anissa kemudian mengungkap rahasia kepada kedua pria ini, bahwa ia menderita penyakit yang mengancam nyawanya.

Sutradara Monty Tiwa menganggap Sampai Ujung Dunia, film yang diluncurkannya pertengahan Maret 2012, adalah karya terbaiknya.

"Saya benar-benar menaruh hati saya ke dalam film ini," kata Monty Tiwa kepada Tempo di Epicentrum Walk, Jakarta, Jumat 16 Maret 2012.

Tak tanggung-tanggung, dalam proyek film ini Monty tak hanya menjadi sutradara, tapi sekaligus menulis skenario, mengarahkan akting para pemain, turun tangan mengedit film, hingga mencipta soundtrack alias lagu tema filmnya.

Keterlibatan Monty dalam film ini berawal dari ide sang produser. Ide awalnya sangat sederhana, cinta segitiga antara seorang perempuan, pelaut, dan penerbang. Tapi di tangan Monty, film drama romantis yang sebenarnya bertema klise ini bisa menjadi karya yang manis, tanpa harus menye-menye, bahkan menuai banyak pujian. Dalam film ini, penonton juga akan dimanjakan keindahan pemandangan negeri Belanda, yang menjadi bagian dari perjalanan cerita.

Rupanya, sineas kelahiran Jakarta 28 August 1976 ini menuangkan refleksi perjalanan hidupnya dalam skenario. Kenangan masa SMA dan keindahan kematangan kepribadian di usia dewasa. "Seringkali orang menganggap masa paling indah adalah masa SMA. Tanpa menyadari bahwa masa sekaranglah yang paling berarti," kata Monty.

Jarang ada film Indonesia yang berani menampilkan tiga masa perjalanan waktu dengan pemain yang sama seperti Sampai Ujung Dunia. Gading Marten, Dwi Sasono, dan Renata Kusmanto mesti memainkan sosok dalam tiga rentang waktu yang berbeda. Tentu membutuhkan kematangan akting. Dwi Sasono yang sudah berusia tiga puluhan, menunjukkan kepiawaian aktingnya ketika memainkan perannya yang berusia SMA, kemudian harus bergeser usia ketika kuliah dan dewasa.

Monty turun tangan sebagai pengarah akting agar inner kepribadian masing-masing tokoh utama dalam tiga periode masa itu muncul dengan alami. Ia menghabiskan waktu dua bulan untuk membangun karakter masing-masing tokoh utamanya. "I really put my heart into this," ujarnya.

Penonton akan merasakan aroma yang berbeda dari Monty Tiwa bila dibanding karya-karyanya yang jenaka dan film seram seperti Maaf, Saya Telah Menghamili Istri Anda (2007), Pocong 3 (2007), XL Extra Large (2008), Barbi3 (2008), Keramat (2009), dan Mendadak Dangdut (sebagai penulis).

Kerja keras Monty tak sia-sia. Usai menonton film ini, seperti ada sesuatu yang tertinggal di hati Anda.

NIEKE INDRIETTA
Sampai Ujung Dunia

Sutradara: Monty Tiwa
Produser: Sumarsono, Garry Aditya
Pemeran: Gading Marten, Dwi Sasono, Renata Kusmanto, Roy Marten, Chintami Atmanegara, Sudjiwo Tedjo, Tutie Kirana
Produksi: NasiPutih Pictures
Jenis Film: Drama

Senin, 05 Maret 2012

ONTRAN ONTRAN KENDHONESIA


PENTAS KETHOPRAK RERIYUNGAN
ONTRAN ONTRAN KENDHONESIA
KARYA : SUNARDIAN WIRODONO

DIPENTASKAN PADA :
TANGGAL : 10 MARET 2012
PUKUL : 20.00 WIB
TEMPAT : GEDUNG CONCERTHALL TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA

Dengan menghadirkan kebudayaan tradisional berupa seni pertunjukan ketoprak yang diawali dengan penawaran yang kreatif dan inovatif dari segi penciptaan naskah dengan menampilkan cerita-cerita yang baru (muatan-muatan moral) dan bentuk pemanggungan yang baru pula diharapkan melalui pergelaran ketoprak kolaborasi 3 kota, Jogja, Solo dan Semarang dengan lakon Ontran-Ontran Kendhonesia karya Sunardian Wirodono dengan Sutradara Agus Leyloor (Yogyakarta) dan Gigok Anuraga (Solo) dapat turut serta andil mencegah arus budaya global yang berdampak negatif.

PEMERAN

Pelok Sutrisno (Solo)
Titik Renggani (Jogja)
Sugiman Dwi Nurseto (Jogja)
Gigok Anurogo (Solo)
Mustanto (Solo)
St. Wiyono S.Kar.(Solo)
Dasima Beatrix (Solo)
Pritt Timothy (Jogja)
Margono (Jogja
Bayu Saptama (Jogja)
Mbah Suto (Jogja)
Okie Surya Ikawati
SAHITA:
Sri Setya Asih "thing-Thong
Cempluk Sri Lestari
Atik Sulistyaning K.
Wahyu Widayati
Bowo Madukere
Sigit Marino
Didik Mario
Santo dwi Ari
Budi
Ahmad Dipoyono
Bogang
Jo Leno
Dedek Wiranto
Ninit
Wira Aditama
Agust Dygta
Sekar Rini
Jumitri
Wening
Elok
Baso Rangga
Widagdo
Ade
Katon
Hengki Novianto
Irwan
Valentinus Rommy Iskandar
Lukas Kovpet Pranowo
dan masih banyak lainnya

HTM : Rp. 25.000.- (Flat) TIKET bisa di dapatkan di Kantor Redaksi KR Jl. Mangkubumi 40 - 44 pada jam kerja serta tiket BOX pada malam pementasan.