Selasa, 11 Januari 2011

Arafat meninggal karena diracun menggunakan talium.Setelah Yasser Arafat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas Target Berikutnya?



REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID,JERUSSALEM-Presiden Palestina Mahmoud Abbas kemungkinan menjadi target selanjutnya setelah Pemimpin Palestina Yasser Arafat. Hasil investigasi terbaru yang dilakukan ahli toksiologi forensik Inggris mengatakan Arafat meninggal karena diracun menggunakan talium.
Racun yang sangat susah terdeteksi tersebut dibubuhkan pada makanan atau minuman yang diterima Arafat saat dikepung Israel di markasnya di Ramallah. Arafat akhirnya meninggal karena penyakit misterius di sebuah rumah sakit Prancis pada tanggal 11 November 2004.
Mantan Penasehat Khusus Arafat, Bassam Abu Shareef, mengatakan Zionis Israel berada di balik aksi tersebut. Ia mengkhawatirkan Mahmoud Abbas mungkin menjadi target berikutnya.
“Saya telah memperingatkan Abbas agar sangat berhati-hati. Kemungkinan ada rencana serupa dari Israel untuk menyingkirkannya (Abbas) dan Perdana Menteri Salam Fayyad. Israel ingin posisi pimpinan Palestina kosong,’’ kata Sharif seperti dikutip situs alarabiya.net, Selasa.
Abu Sharif mengatakan dirinya juga memperingatkan Arafat beberapa bulan sebelum Arafat diracun, bahwa racun merupakan senjata utama Israel.

Sabtu, 08 Januari 2011

'Elfa Secioria, Guru dari Banyak Musisi di Indonesia'




Jakarta - Elfa Secioria mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan dunia musik Indonesia. Bagi musisi Yovie Widianto, Elfa adalah guru dari banyak musisi.

"Bang Elfa adalah kakak sepupu saya dan guru dari banyak musisi di Indonesia. Beliau sudah banyak membawa musisi Indonesia ke kancah internasional," ujar Yovie saat ditemui di rumah duka, Kemang Pratama, Bekasi, Sabtu (8/1/2011).

Yovie mengungkapkan kalau Elfa sangat menghargai karya-karya musik yang memiliki kualitas. Yovie mengaku mendapat banyak pelajaran dari Elfa.

"Kalau ada karya yang bagus beliau lebih respect, tapi kalau yang laku-laku paling dia bilang 'alah itu cuma nyari duit'," ucap Yovie.

Elfa menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (8/1/2011), pukul 17.00 WIB. Beliau sempat dirawat di RS Pertamina Jaya, Cempaka Putih.

"Ini kehilangan besar bagi bangsa Indonesia, karena bayak musisi yang lahir dari beliau," pungkasnya.  (hkm/hkm)

Pemerintah Akan Pikirkan Penghargaan Khusus Untuk Elfa



Jakarta - Bersama Elfa's Music School dan Elfa's Singers, Elfa Secioria telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Pemerintah pun akan berpikir untuk memberikan penghargaan khusus untuk Bang Eel.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik saat ditemui di rumah duka, Kemang Pratama, Bekasi, Sabtu (8/1/2011) malam.
Sebelumnya, pemerintah sudah pernah memberikan penghargaan untuk Elfa. Namun, Jero mengungkapkan pemerintah akan memikirikan rencana pemberian penghargaan khusus kepada Elfa.

"Kita lihat lagi untuk diberikan lagi, untuk mendorong seniman yang lain juga. Anugerah khusus bagi almarhum untuk karya musiknya akan kita pikirkan lagi," ujar Jero.

Jero pun salut kepada Elfa atas dedikasinya pada dunia musik Indonesia. Selama menjabat sebagai menteri, Jero beberapa kali sempat bekerjasama dengan Elfa.

"Elfa banyak sekali melakukan sesuatu untuk negeri ini dengan musik," ucap Jero.

 (hkm/hkm)

Selamat HUT ke-7 Radio Komunitas Trisna Alami Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo




08/01/2011 09:52:16 BERBAGAI hiburan dan acara religius digelar dalam rangkaian HUT ke-7 Radio Komunitas Trisna Alami Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo selama 5 hari, 4-8 Januari 2011. Kegiatan ulang tahun ini diawali potong tumpeng, dimeriahkan salawatan Paguyuban Salawat Banyunganti Kidul pimpinan Drs Wagi. Menurut Ketua Panitia HUT Giono, Kamis (6/1) keberadaan radio dengan frekuensi 107,7 FM ini sangat penting untuk komunikasi warga, sehingga perlu dukungan dalam pelestarian khususnya bagi masyarakat Kulonprogo. Meski sudah berdiri sejak 7 tahun lalu, tetapi masih banyak kekurangan di sana-sini, karena seluruh pendanaan ditanggung masyarakat setempat. Selain salawatan, juga diselenggarakan hiburan, Rabu (5/1), bagi masyarakat berupa organ tunggal dari Kota Pengasih. Pada Kamis (6/1) digelar organ tunggal sumbangan dari Banguncipto Sentolo dan karawitan dari Desa Kaliagung Sentolo. Serangkaian kegiatan tersebut mendapat tanggapan positif dari pendengar. “Puncak acara HUT ke-7 Radio Komunitas Trisna Alami digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Pendawa Pitu oleh dalang Ki Bajang Jolo Tundo pada Sabtu (8/1),” ujar Giono. (Asp)-k

Peterpan 'Hilang', Muncul Myface




JAKARTA- Grup band asal Bandung, Myface, ditenggarai menduplikat band Peterpan. Mereka hadir dengan vokal dan warna musik yang sarat dengan band yang di gawangi Ariel dan kawan-kawan itu.

Poetra sang vokalis Myface contohnya, suaranya mirip dengan vokal Ariel yang khas.”Memang banyak pendengar yang mengasosiasikan suara saya mirip Ariel, dan juga musik Myface ini mirip Peterpan, kita tak akan bantah hal itu,” kata Poetra saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.

Kuintet yang terdiri dari Poetra (vokal), Ririe (gitar), Dossy (gitar), Jibank (Basist), dan Aulia (drum). Mereka sampai saat ini masih berstatus mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Bandung.

Kini mereka sudah menelurkan sebuah album berjudul 'Terbang' akhir tahun 2010 dengan mengandalkan hits single Andai Ku Bisa dan Cuma Teman.
Sampai saat ini mereka sudah mengkoleksi 30 lagu yang sudah siap masukkan ke album berikutnya.

“Soal musikalitas, kita tidak mementingkan wajah walau namanya Myspace. Kita tetap menonjolkan kualitas musik dan atraksi panggung yang atraktif,” tandasnya.

Jumat, 07 Januari 2011

DPR Desak Turunkan Harga Cabai Saja Tak Bisa, Eh Bikin Gedung Baru!




Jakarta - DPR didesak mempertimbangkan pembangunan gedung baru. Jangan menghamburkan uang negara untuk membangun gedung yang prestisius. Kebehasilan DPR bukan diukur oleh gedung baru, tetapi kinerjanya.

"DPR mendesak pemerintah menurunkan harga cabai saja tidak bisa malah membuat gedung pencakar langit," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, kepada detikcom, Sabtu (8/1/2011).

Sebastian menilai, pembangunan gedung baru DPR mencerminkan sistem perencanaan yang tidak matang karena dari sisi budget bisa diubah terus menerus.

"DPR sejauh info yang kami dapat terakhir ada beberapa perubahan, anggaran dari Rp 1,8 triliun turun bahkan katanya dibawah Rp 1 triliun. Ini mengundang pertanyaan, ada dugaan di-mark up sedemikian. Model seperti itu mengada-ada. Itu yang buat publik melihat mereka membangun gedung bukan karena kebutuhan, tetapi prestise," papar dia.

"Atau, mereka ingin menunjukkan keberhasilan mereka dengan gedung mewah dengan fasilitas canggih," lanjut Sebastian.

Menurut dia, kepekaan anggota DPR terhadap realitas sosial juga dipertanyakan. "Kemampuan anggaran kita yang menurut saya banyak sekali kebutuhan yang dialokasikan oleh pemerintah untuk kebutuhan masyarakat tetapi dengan keinginan membangun gedung baru tersedot ke sana," kata Sebastian.

Ia berpendapat gedung DPR lama masih  95 persen bagus dan layak dipakai sehingga pembangunan gedung baru DPR perlu dipertimbangkan lagi.

"Artinya, kalau mereka butuh tambahan gedung nggak perlu bangun 37 lantai. Gedung lainnya untuk apa? Ini soal efisiensi penggunaan gedung dan bangunan. Cukup 7 hingga 10 lantai dan anggarannya tidak sampai triliunan. Ini malah tidak tanggung-tanggung buat gedung dengan fasilitas super mewah," kata dia.

Gedung baru DPR dianggarkan seharga Rp 6 juta per meter. Angka ini sedikit lebih kecil dari sebelumnya yang mencapai Rp 7 juta per meter. Anggaran yang sudah siap dipakai adalah dana segar APBN 2011 sebesar Rp 800 milyar. Gedung tetap bakal dilengkapi fasilitas kolam renang.

Kamis, 06 Januari 2011

Konflik Keistimewaan Yogyakarta Membawa Hikmah


YOGYAKARTA – Polemik Rancangan Undang-undang Keistimewaan (RUUK) DIY yang sampai saat ini belum tuntas, ternyata mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Tidak hanya wisataan domestik saja yang meningkat, wisatawan dari mancanegara seperti Belanda, Jerman dan Perancis juga meningkat dibanding hari-hari sebelumnya.

Priscillia (30), wisatawan asal Jakarta mengatakan, dia bersama keluarganya memilih berwisata ke Yogyakarta, khususnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dia mengaku, penasaran dengan keberadaan keraton yang sudah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka tersebut.

"Akhir-akhir ini, Yogyakarta selalu diberitakan soal keistimewaannya. Itulah yang mendorong kami untuk berwisata ke sini. Kami penasaran seperti apa sebenarnya," katanya, Kamis (30/12/2010).

Lia, sapaan akrabnya, menambahkan, juga penasaran dengan lontaran Presiden SBY yang pernah menyebutkan Yogyakarta itu monarki. "Saya bukan ahli sejarah atau budaya, tetapi setelah berkunjung ke Keraton, saya berpendapat yang dikatakan monarki itu kurang tepat. Dari keterangan abdi dalem, beliau (Sri Sultan HB X) sangat demokratis dalam kehidupan sehari-harinya," ungkapnya.

Sekretaris Tapes Pariwisata Keraton Yogyakarta Brahmana mengakui, tingkat kunjungan wisata ke Keraton meningkat pesat. Dia enggan menyebutkan, apakah peningkatan kunjungan itu terkait polemik RUUK DIY atau bukan.

"Saya tidak tahu apakah karena itu (pelemik RUUK DIY), tapi yang jelas, sekarang ini memasuki masa liburan, sehingga banyak wisatawan yang datang," katanya.

Brahmana mengatakan, pada hari-hari biasanya, kunjungan wisatawan ke Keraton Yogyakarta per hari hanya berkisar 200 sampai 500 wisatwan domestik, dan wisatawan asing sekitar 100 sampai 150 orang.

"Namun akhir-akhir ini, per harinya bisa mencapai 2.000 sampai 4.000 wisatawan domestik. Untuk wisatawan asing juga meningkat sekitar 400 sampai 500 orang," ujarnya.

Berdasarkan data di Tapes Pariwisata Keraton Yogyakarta, tingkat kunjungan tertinggi terjadi pada Minggu (26/12/2010) lalu yang mencapai 4.950 orang, baik domestik maupun mancanegara.

Senin 27 Desember lalu, total pengunjung 2.900 orang. Dua hari, Selasa dan Rabu (28-29/1/2/2010) wisata Keraton libur karena untuk keperluan jamasan pusaka Keraton.

Gelandangan Bersuara Emas Getarkan YouTube



Jakarta - Dilihat dari penampilannya, pasti tak ada yang mengira jika Ted Williams memiliki suara emas yang bisa membuat siapapun yang mendengar kicauannya jatuh hati. Apalagi jika tahu bahwa Ted adalah seorang gelandangan.

Ya, dilihat dari faktor sosial, lelaki yang biasa tinggal di pinggir jalan ini memang bukan siapa-siapa. Namun ketika Ted diminta untuk melontarkan suara emasnya, dijamin penilaian orang pasti akan berubah 180 derajat. 

Di balik penampilannya yang seadanya dan terkesan urakan, Ted mampu menyihir siapapun yang mendengar ocehan dan gayanya kala berperan sebagai seorang pembawa acara atau penyiar radio. Suaranya begitu lantang dan berkelas, layaknya pembawa acara profesional.

Popularitas Ted pun kian melonjak ketika seseorang merekam aksinya dan menguploadnya di YouTube. Sampai saat ini, video bertajuk 'Homeless man w/golden radio voice in Columbus, OH' di YouTUbe yang diperankan Ted tersebut sudah diakses lebih dari 8,7 juta orang.

"Semoga Tuhan memberkatinya, Aku berharap ia dapat meraih kesuksesan," bunyi komentar salah seorang pengakses video tersebut, dikutip detikINET, Kamis (6/1/2011).

"Melalui video ini, ia (Ted-red.) telah diberi kesempatan kedua," timpal pengunjung lainnya.

Dan prediksi itu benar. Setelah beberapa lama cuma menjadi idola YouTube, Ted akhirnya mulai menapak kesuksesan hasil dari suara emasnya di dunia nyata. Sejumlah stasiun radio, acara televisi dan perusahaan lain berebut untuk mengajak Ted tampil di acara mereka.

"Saya seperti Susan Boyle atau Justin Bieber," seloroh pria 53 tahun itu, dilansir Dispatch.

Ted pantas syok lantaran begitu singkatnya roda nasibnya berputar. Sebab, beberapa waktu sebelumnya, Ted masih seorang gelandangan yang terjerat alkohol dan narkoba dan sempat mendekam di bui.

"Namun sudah tiga tahun ini saya sudah bersih (dari obat-obatan terlarang, red.), dan saya berusaha keras untuk itu," Ted manandaskan.


Keterangan foto: Ted Williams ketika masih menjadi gelandangan (atas). Penampilan baru Ted sebagai penyiar radio, sudah memotong rambutnya dan memakai pakaian yang jauh lebih layak (bawah). 
( ash / fyk )

Rabu, 05 Januari 2011

Revitalisasi Wisata Yogya



06/01/2011 08:16:10 Angin segar wisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pascaletusan Gunung Merapi mulai terasakan. Bekas erupsi perut bumi yang meluluhlantakkan kisaran Gunung Merapi menjadi satu ikon wisata tersendiri. Banyak masyarakat berkunjung untuk melihat langsung bekas sapuan ‘wedhus gembel’ Gunung Merapi. Menjadi kemenarikan tersendiri adalah saat diteliti ternyata desa wisata yang selamat jauh dari perkiraan awal. Diperkirakan dengan adanya erupsi Merapi yang dahsyat tersebut mengakibatkan kerusakan desa wisata yang luas pula. Namun demikian, sebagaimana yang diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Untoro Budiharjo, dari 38 desa wisata di wilayah Sleman, hanya 3 desa wisata yang hancur. Yang lainnya adalah 14 desa wisata rusak ringan hingga sedang, serta sisanya selamat dan utuh. Artinya 35 desa wisata dari 38 yang ada selamat dari letusan Gunung Merapi. Menjadi sumber energi tersendiri bagi insan wisata saat melihat realita menggembirakan ini. Keadaan ini mengindikasikan betapa wisata DIY dimungkinkan dapat dibenahi dalam waktu yang relatif singkat. Belum lagi saat melihat kepercayaan wisatawan tentunya akan dengan mudah dibangun. Wisatawan dipastikan telah kangen untuk dapat berkunjung ke DIY karena memang nama DIY identik dengan kota pariwisata. Kepopularitasan nama DIY sebagai sentral pariwisata tak hanya dirasakan oleh orang-orang di seluruh pelosok Indonesia namun seluruh belahan dunia. Bagaimana tidak, objek wisata Candi Borobudur merupakan salah satu di antara lima (sekarang tujuh) tempat yang dianggap ajaib di dunia. Ditambah lagi dengan keberadaan pasar Malioboro lengkap dengan kekhasan Budaya Jawa yang ada di sekelilingnya. Juga masih ada Candi Prambanan, Monumen Jogja Kembali, Pantai Parangtritis, Baron, Kukup dan lain sebagainya. Belum lagi saat mengingat Tanam Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang juga telah diakui keberadaannya oleh dunia. Kendati harapan DIY dapat segera bangkit dalam sektor kepariwisataannya didukung dengan potensi-potensi yang ada, namun tak semudah membalikkannya telapak tangan untuk dapat merealisasikannya. Banyak rintangan yang mesti dihadapi DIY untuk memulihkan dan/ atau meningkatkan keistimewaan sektor wisata yang ada. Di antara rintangan yang dapat menghambat pemulihan sektor wisata DIY adalah ketidaksiapan pemerintah dalam mengucurkan dana untuk merevitalisasi komponen-komponen wisata yang rusak. Hal ini menjadi wajar karena pemerintah, baik daerah maupun pusat memiliki banyak tanggungan yang meski diselesaikan. Pemenuhan kebutuhan primer para korban bencana Gunung Merapi adalah salah satu dari pertimbangan untuk menomorduakan pengucuran dana yang diperuntukkan pada bidang kepariwisataan. Pun begitu, pengucuran dana untuk sektor kepariwisataan tentu akan dapat diupayakan, karena pemerintahan kita sudah membagi-bagi tugas termasuk dananya. Dalam hal ini, pemerintah memiliki kementerian yang mengurusi khusus tentang wisata. Dari kementerian inilah dipastikan sudah ada jatah dana untuk revitalisasi, meski jumlahnya tak tentu sesuai dengan yang dibutuhkan. Di samping itu, menjadi pertimbangan lain adalah, faktor pariwisata adalah salah satu ikon terpenting bagi pemerintahan dan warga setempat. Dengan kepariwisataan berjalan dengan baik, maka omzet pemerintah juga akan terdongkrak. Begitu pula dengan warga sekitar, mereka akan dapat dengan mudah membuat lapangan pekerjaan. Mulai dari tukang ojek, penjual kacang godok hingga persewaan hotel, semua akan dapat dengan mudah diciptakan dan mendapat hasil nyata. Selanjutnya, seluruh elemen wisata, baik pemerintah maupun warga harus memiliki semangat dan gerak untuk segera mengembalikan kota DIY sebagai kota wisata yang memuaskan dan nyaman dikunjungi. Di samping tempat dan jasa wisata yang ada, tak kalah pentingnya adalah setiap individu atau kelompok yang memiliki hubungan dengan kepariwisataan harus segera melaksanakan aktivitas hariannya. Selama ini banyak hotel-hotel yang tutup karena dampak erupsi gunung Merapi. Banyak juga pedagang makanan ringan, souvenir dan lainnya yang memilih mengistirahatkan diri dari pada menjajakan dagangannya. Hal-hal kecil semacam ini kelihatannya sangat simpel dan sepele. Namun demikian kesimpelannya tidaklah dapat di-sepele-kan dengan begitu saja. Hal-hal remeh semacam ini memiliki pengaruh yang sangat dahsyat bagi para wisatawan. Bagaimana tidak, seorang wisatawan datang ke DIY tentu memerlukan tempat penginapan, makanan ringan, souvenir dan lain sebagainya. Jika toh mereka tidak menginap di hotel, tidak membeli makanan atau souvenir, mereka akan merasakan kenyamanan berwisata di DIY. Tak kalah pentingnya yang lain adalah pelestarian budaya-budaya yang selama ini banyak dilupakan generasi muda. Kiranya wisata budaya tidaklah begitu mengada-ada bagi DIY. Banyak budaya yang dapat dipelajari dan dipertontonkan lagi. Tentu dengan kenyataan semacam ini, tidak menunggu waktu lama, DIY akan segera bangkit. Wallahu a’lam. q-g-(2250-2011). *) Anton Prasetyo SSos I, pengamat sosial dan pariwisata, tinggal di Yogyakarta.

UMY SAMBUT PEMBAHASAN RUUK ; Diskusi ’Mendengar Suara Jogja’



06/01/2011 08:16:10 YOGYA (KR) - Sebagai tindak lanjut dari paparan hasil poling tentang Keistimewaan Yogyakarta dalam diskusi refleksi akhir tahun 2010. Jurusan Ilmu Pemerintahan UMY akan menyelenggarakan diskusi dan pemaparan naskah akademik tentang keistimewaan DIY dengan tema ‘Mendengar Suara Jogja’, Jumat (7/1) di ruang sidang Fisipol UMY pukul 09.00 WIB. “Acara ini terbuka untuk masyarakat umum, tapi tempatnya terbatas. Dengan melibatkan masyarakat umum tersebut selain diskusi menjadi lebih hidup, diharapkan bisa menjembatani aspirasi masyarakat DIY,” kata Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY, Dr Suranto MPol, kepada KR, Rabu (5/1). Acara tersebut didukung Skh KR. Suranto menyatakan, rencananya diskusi tersebut akan dihadiri oleh beberapa orang yang berkompeten di bidangnya. Di antaranya Ganjar Pranowo (wakil ketua komisi II DPR RI), GBPH Prabukusumo (kerabat kasultanan), KPH Indro Kusumo (kerabat Pakualaman) anggota DPD RI dari DIY dengan moderator pemimpin redaksi (Pemred) SKH Kedaulatan Rakyat, Drs Octo Lampito MPd. (Ria)-a

Dalang Bisa Sesuaikan Tuntutan Zaman





06/01/2011 08:16:10 PAGELARAN wayang kulit mengalami perkembangan yang beragam. Terutama sejak pertengahan 1980-an, dalang Ki Manteb Soedarsono membuat gebrakan dengan predikat dalang ‘setan’, karena dapat menampilkan adegan perang dengan gerakan cepat mengapdopsi kungfu diiringi musik garapan dinamis, menggunakan gamelan dan drum dapat menimbulkan kesan atraktif.
Bahkan kelebihan adegan perang yang dilakukan Ki Manteb, bisa menjadi trend telah diikuti dalang-dalang muda baik di Solo, Jawa Tengah maupun Yogyakarta.
Sebut saja, di Solo muncul dalang Ki Warseno ‘Slank’, Jawa Tengah Ki Joko ‘Edan’, dalang Ki Enthus Susmono. di Yogya dalang muda Ki Seno Nugroho, Ki Edi Suwondo, dalang Ki Sukoco (almarhum). Selain itu, pentas wayang kulit alternatif yang dilakukan dalang-dalang menyesuaikan tuntutan zaman. Juga sejumlah dalang melakukan pentas wayang yang berbeda, seperti wayang kancil karya Ki Ledjar Subroto, wayang pesisiran dikembangkan Ki Eko Suryo, dan dalang muda Yogya Ki Catur Kuncoro ‘Benyek’ bersama seniman musik Boedhie Pramono menggulirkan wayang hip hop yang dikemas lebih ngepop bisa menarik penonton kawula muda.
Ki Catur Kuncoro ‘Benyek’ mengungkapkan, meski mengalami perkembangan disesuaikan tuntutan zaman, namun pentas wayang kulit klasik yang dimainkan dalang Solo Ki H Anom Suroto, Ki Purbo Asmoro dan dalang Yogya Ki Timbul Cermo Manggolo, Ki Hadi Sugito, Ki Sutono dan sejumlah dalang yang tetap berada di jalur wayang kulit klasik masih tetap mempunyai penggemar. “Sehingga, gebrakan pentas wayang kulit alternatif dan wayang hip hop dengan dimeriahkan bintang tamu pelawak, penyanyi bisa mendinamisir dunia pakeliran. Jadi kalau saya, semakin banyak dalang melakukan pentas wayang dengan garapan alternatif justru ikut peduli secara nyata mengembangkan wayang kulit. Soal bentuk pagelaran berhasil atau tidak, masyarakat yang menilai,” papar Ki Catur sambil menambahkan mampu mendalang wayang kulit klasik.
Ki Enthus Susmono sependapat, wayang kulit agar dapat bertahan diterima masyarakat, dalang bisa menyesuaikan tuntutan zaman. Karena itu, selain menguasai kemampuan sanggit cerita, teknis, tembang, gendhing, dalang juga harus punya wawasan luas dan manajemen pertunjukan serta membangun relasi. Sebab, ketika tampil mendalang harus bisa bertindak sebagai sutradara untuk mengatur jalannya pentas wayang kulit.
Termasuk, harus pintar membangun komunikasi dengan bintang tamu pelawak dan penyanyi dalam adegan limbukan dan gara-gara, agar tercipta suasana menghibur. “Yang penting, untuk adegan limbukan dan gara-gara gojekannya secukupnya agar cerita bisa tuntas masih berpijak pada pakem pakeliran. Wayang kulit kalau ingin berkembang harus bisa menyesuaikan tuntutan zaman. Sebab, wayang kulit bagian dari budaya harus mengikuti perkembangan zaman,” kata Ki Enthus.                  (Cil)-c

MENGHIDUPKAN PUSAT KEBUDAYAAN ; Kerinduan Poros Bulaksumur, Malioboro, Gampingan


06/01/2011 08:16:10 MENGHIDUPKAN kembali Purna Budaya yang sekarang menjadi Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri merupakan kerinduan terhadap poros Bulaksumur, Malioboro dan Gampingan. Dari tiga wilayah ini para seniman melakukan kehidupan, melahirkan ide dan karya kreatif sesuai bidangnya, dari sastra, teater, seni rupa, musik dan kesenian lainnya. Di sini terjadi proses kreatif antara para akademisi, rakyat dan seniman, sehingga banyak seniman dibesarkan di 3 kawasan ini dan menjadi pelaku budaya. Demikian benang merah yang bisa ditarik dari dialog kebudayaan dalam upaya menghidupkan kembali Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri yang dulu sangat populer dengan sebutan Purna Budaya. Dialog kebudayaan yang menghadirkan narasumber Prof Ainun Na’im, Prof Basu Swasta Dharmmestha (UGM) dan Agus Burhan (ISI) dipandu Yuswantoro Adi di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Senin (3/1) malam merupakan rangkaian dari Orasi Budaya Ehma Ainun Nadjib, Kyai Kanjeng dan pameran seni rupa amal ‘Yogya Memang Istimewa’. Dikatakan oleh Prof Basu, yang dia tahu memang tempat ini (dulu Purna Budaya) dimanfaatkan untuk berbagai pertunjukan kesenian dari Srimulat, teater termasuk Bengkel Teater Rendra, wayang orang, kesenian rakyat, pameran seni rupa, foto dan eksibisi lainnya. “Purna Budaya tempat berseminya poduk budaya di antaranya kesenian,” ujar Prof Basu. Poros Bulaksumur, Malioboro, Gampingan menurut Agus Burhan merupakan informasi konotatif tentang proses kebudayaan di Yogyakarta. Dari poros ini menunjukkan adanya ideologi yang sama, sehingga terjadilah interaksi di antara para seniman dan akademisi yang tertarik dengan kesenian, sehingga lahirlah Umar Kayam, Ashadi Siregar, Emha Ainun Nadjib dan banyak lagi. Dikatakan oleh Wakil Rektor Senior UGM Prof Ainun Na’im, sejak berdiri UGM memiliki komitmen untuk mengembangkan nilai-nilai ke-UGM-an dengan visi kerakyatan, kebangsaan dan kebudayaan. Misi kebudayaan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan secara non formal dan formal melalui pusat-pusat studi yang jumlahnya masih terbatas. Menjawab pertanyaan mengapa kampus UGM sebagai kampus kerakyatan sekarang sulit dijangkau? Menurut Prof Ainun Na’im semangat kampus UGM tetap tiga hal itu, dekat dengan rakyat. Kalau kemudian ada masalah lalu lintas dan parkir itu sekadar untuk memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. “Kalau itu memberatkan akan ditinjau lagi,” ujarnya. (Asp)-g

Selasa, 04 Januari 2011

30 Candi Terkubur di Lereng Merapi

 


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Diperkirakan masih ada sekitar 30 benda cagar budaya berupa candi yang terpendam di wilayah lereng Gunung Merapi, Yogyakarta. Pencarian situs terpendam membutuhkan dukungan pemerintah pusat, sebab belum ada alat khusus untuk mendeteksi batu candi.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Djoko Dwiyanto menyebut baru ada sekitar 39 benda cagar budaya yang berhasil ditemukan di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya. "Para arkeolog juga masih terus menggunakan alat remote sensing untuk menemukannya," ujar Djoko, Rabu (5/1/2011).
Alat tersebut menggunakan perspektif Geographical Electronic System yang mendeteksi melalui pendekatan wilayah. Hanya saja metode itu belum mampu menentukan secara pasti apakah batu yang ditemukan itu adalah jenis batu candi. "Jadi bisa saja batu candi atau batu vulkanik atau malah bukan," ujar Dosen Arkeologi Universitas Gajah Mada ini.
Ia menjelaskan, untuk penggalian benda cagar budaya sudah dianggarkan dana sebesar Rp10 miliar, dan akan dilakukan oleh Balai Arkeologi dan Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala atau BP3 Yogyakarta.
Kepala BP3 Yogyakarta Herni Pramastuti mengatakan ada lima unit candi yang ditemukan dalam dekade tahun 1960 sampai 2010. Candi itu antara lain Candi Morangan, Candi Gampingan, Candi Kadisoko, Candi Sambisari dan Candi Kimpulan. "Terpendam antara dua meter sampai sembilan meter. Penemuan biasanya karena tidak sengaja, lalu mereka melaporkan ke BP3," ujar Herni.
Setiap tahun belum tentu ada penemuan candi baru. Karena BP3 tidak punya alat khusus mendeteksi batu candi. "Penggalian benda cagar budaya memang harus ada alat khusus yang bisa deteksi batu candi," ujarnya lagi.

Paramitha Rusady: Negara Ini Sudah Terlalu Banyak Diadu Domba




Jakarta Melihat kondisi negara Indonesia yang terlalu banyak permasalahan, Paramitha Rusady pun ikut bersuara. Menurutnya negara Indonesia sudah terlalu banyak diadu domba.

Hal tersebut disampaikan perempuan yang akrab disapa Mitha itu ketika menghadiri jumpa pers 'Laskar Angkatan '66' dalam memperingati 45 tahun Tritura alias Tri Tuntutan Rakyat di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (4/1/2011). Rencananya akan ada serangkaian acara amal termasuk di antaranya acara musik.

"Negara ini sudah terlalu banyak diadu domba makanya hancur. Makanya saya juga kebanyakan nyanyi lagu perjuangan yang diambil inspirasinya dari ayah saya," ujar Mitha.

Adik Uli Sigar Rusady itu mengakui ayahnya adalah seorang pejuang. Karenanya semangat perjuangan terus dirasakan Mitha meskipun ia tidak mengalami zaman penjajahan secara langsung.

Mitha pun membantah bergabung dalam acara tersebut untuk kepentingan politik tertentu. Acara tersebut dibuat hanya untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan mengingat perjuangan para pahlawan, tanpa ditunggangi partai tertentu. Namun Mitha punya pesan untuk generasi penerus bangsa agar berpolitik dengan sehat.

"Saya mengimbau kepada pemuda, ayo sekarang kita berpolitik yang win win solution. Politik yang berkenegaraan," tuturnya.

Sabtu, 01 Januari 2011

Studi: 'Fungsi Facebook' Terdapat di Otak Manusia




Jakarta - Satu bagian di otak manusia disebut-sebut memiliki kemiripan dengan fungsi Facebook. Dinyatakan demikian karena kemampuan bagian otak ini bisa menentukan seberapa banyak teman yang dimiliki oleh seseorang.

Bagian otak dimaksud dinamakan amygdala. Bentuknya kecil seperti almond. Sebelumnya, bagian ini dihubung-hubungkan dengan respon manusia kala ketakutan dan berempati. Namun kini sebuah studi baru mengungkap fungsi lainnya.

Semakin besar ukuran amygdala seseorang, maka dia bakal punya jaringan pertemanan yang lebih kompleks. Itulah hasil studi yang dilakukan di Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat.

"Kami menemukan bahwa volume amygdala secara positif berkolerasi dengan ukuran dan kompleksitas jejaring sosial pada manusia dewasa," klaim Profesor Lisa Feldman yang membesut riset ini.

Tim Feldman mewancarai 58 relawan untuk mengetahui seberapa banyak kontak sosial mereka. Lalu, otak relawan di-scan untuk mengungkap strukturnya. Partisipan dengan ukuran amygdala terbesar ternyata memiliki kehidupan sosial yang paling kaya.

Dikutip detikINET dari Press Association, Senin (27/12/2010), hasil temuan sang profesor telah dilaporkan di jurnal Nature Neuroscience. ( fyk / ash )

Serangan ke Facebook cs akan Melonjak di 2011



Jakarta - Media jejaring sosial diprediksi masih akan menjadi target serangan utama para penjahat cyber. Bahkan, frekuensi penyerbuannya diyakini akan meningkat.

Menurut analisa Cyber Threat Analysis Center (CTAC), media jejaring sosial seperti Facebook, LinkedIn, Orkut dan Twitter masih akan menjadi target utama serangan seperti di tahun 2010. Demikian pula terhadap search engine seperti Bing and Yahoo.

"Kemunculan Facebook di sisi lain juga memunculkan masalah baru, dan masalah tersebut akan tetap ada jika upaya pembasmian ancaman hanya terbatas pada gejala-gejalanya saja dengan cara menyediakan menu privacy di media sosial tersebut sebagaimana diinginkan oleh penggunanya, sehingga keamanan data tetap menjadi tanggung jawab customernya tetapi pembasmian tidak sampai ke penyakitnya," tukas CTAC, dalam keterangannya yang dikutip detikINET, Sabtu (1/1/2011).

Media sosial masih akan menjadi salah satu masalah terbesar, tidak hanya pada konteks malware. Sebagian besar malware akan tetap bergentayangan dan menginfeksi melalui
jalan yang sama seperti lewat email, malicious URL, forum komunitas, newsgroups dengan cara membujuk calon korban untuk mengklik sesuatu.

"Salah satu yang mungkin juga akan cukup mengejutkan adalah kerentanan pada .LNK juga akan meningkat dari waktu ke waktu meskipun telah lama berselang sejak kerentanan tersebut ditemukan," tukasnya.

Perusahaan keamanan ESET menilai, serangan dalam bentuk pencurian data SCADA juga masih akan ada, tetapi kemungkinan akan menggunakan spear-phishing dan malware
jejaring sosial atau malah 0-days, dan Trojan daripada mereplikasi malware-malware seperti Win32/Stuxnet.

Tetapi sayangnya kekuatan utama Stuxnet sepertinya sudah dilemahkan meskipun Stuxnet code juga bisa dengan mudah beradaptasi untuk menyerang semua instalasi yang tidak berhubungan, sehingga bisa dipastikan bahwa penggunaan malware untuk tujuan sabotase masih bersifat spekulatif dan penyelidikan secara aktif masih tetap dilakukan.

Tambahan lagi, scrapping tools pada situs-situs jejaring sosial seperti biasa digunakan untuk mencuri data, akan mengurangi beban untuk melakukan serangan spear phishing, yang akan membawa pada serangan-serangan pada target-target strategis lainnya.

Dengan semakin aktifnya pengguna jejaring sosial di Indonesia, diharapkan setiap pengguna memiliki kesadaran melakukan proteksi account dan komputernya masing-masing. "Kebanyakan situs jejaring sosial memberikan tanggung-jawab proteksi data kepada pemilik account. Untuk keamanan komputer, ESET telah mengantisipasi melalui
kemampuannya mendeteksi malware dari third party program pada jejaring sosial. Untuk masyarakat Indonesia, ESET Indonesia juga menyediakan blog ESET Indonesia sebagai
sarana edukasi publik," kata Yudhi Kukuh, Security Consultant PT Prosperita-ESET Indonesia.
( ash / ash )