Kamis, 06 Januari 2011

Konflik Keistimewaan Yogyakarta Membawa Hikmah


YOGYAKARTA – Polemik Rancangan Undang-undang Keistimewaan (RUUK) DIY yang sampai saat ini belum tuntas, ternyata mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Tidak hanya wisataan domestik saja yang meningkat, wisatawan dari mancanegara seperti Belanda, Jerman dan Perancis juga meningkat dibanding hari-hari sebelumnya.

Priscillia (30), wisatawan asal Jakarta mengatakan, dia bersama keluarganya memilih berwisata ke Yogyakarta, khususnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dia mengaku, penasaran dengan keberadaan keraton yang sudah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka tersebut.

"Akhir-akhir ini, Yogyakarta selalu diberitakan soal keistimewaannya. Itulah yang mendorong kami untuk berwisata ke sini. Kami penasaran seperti apa sebenarnya," katanya, Kamis (30/12/2010).

Lia, sapaan akrabnya, menambahkan, juga penasaran dengan lontaran Presiden SBY yang pernah menyebutkan Yogyakarta itu monarki. "Saya bukan ahli sejarah atau budaya, tetapi setelah berkunjung ke Keraton, saya berpendapat yang dikatakan monarki itu kurang tepat. Dari keterangan abdi dalem, beliau (Sri Sultan HB X) sangat demokratis dalam kehidupan sehari-harinya," ungkapnya.

Sekretaris Tapes Pariwisata Keraton Yogyakarta Brahmana mengakui, tingkat kunjungan wisata ke Keraton meningkat pesat. Dia enggan menyebutkan, apakah peningkatan kunjungan itu terkait polemik RUUK DIY atau bukan.

"Saya tidak tahu apakah karena itu (pelemik RUUK DIY), tapi yang jelas, sekarang ini memasuki masa liburan, sehingga banyak wisatawan yang datang," katanya.

Brahmana mengatakan, pada hari-hari biasanya, kunjungan wisatawan ke Keraton Yogyakarta per hari hanya berkisar 200 sampai 500 wisatwan domestik, dan wisatawan asing sekitar 100 sampai 150 orang.

"Namun akhir-akhir ini, per harinya bisa mencapai 2.000 sampai 4.000 wisatawan domestik. Untuk wisatawan asing juga meningkat sekitar 400 sampai 500 orang," ujarnya.

Berdasarkan data di Tapes Pariwisata Keraton Yogyakarta, tingkat kunjungan tertinggi terjadi pada Minggu (26/12/2010) lalu yang mencapai 4.950 orang, baik domestik maupun mancanegara.

Senin 27 Desember lalu, total pengunjung 2.900 orang. Dua hari, Selasa dan Rabu (28-29/1/2/2010) wisata Keraton libur karena untuk keperluan jamasan pusaka Keraton.

Tidak ada komentar: