Jumat, 24 Desember 2010

Dunia Perfilman Tahun 2011 di Mata Rudi Soedjarwo

Dunia Perfilman Tahun 2011 di Mata Rudi Soedjarwo
Jelang tutup tahun 2010, sejumlah film dengan berbagai judul menyemarakkan dunia perfilman tanah air. Inikah pertanda film Indonesia bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri? Atau justru sebagai keterbelakangan? Mengingat genre-genre film yang ditawarkan kepada penonton hanya itu-itu saja, bahkan banyak yang sekedar buka paha dan dada? Lalu bagaimana prospek film Indonesia di tahun 2011?
Menurut Rudi Soedjarwo yang dihubungi melalui telepon, Senin (20/12), para pemain lama masih mendominasi perfilman tanah air kendati secara pribadi menginginkan perubahan. Pun dengan film yang mengumbar seksualitas bakal berkurang, walau secara keseluruhan mengalami penambahan jumlah film, terutama pemeran wanita.
"Kalau dari sisi film akan lebih bertambah dan berkembang. Untuk 2011 film bergenre horor seks juga berkurang, karena tahun ini saja film jenis itu sudah berkurang. Sebab akhirnya penonton bisa milih. Film-film besar yang berisi peran-peran wanita yang akan mengalami peningkatan," ungkapnya.
Di sisi lain, tenaga kerja selain para pemain khususnya bidang wardrobe, script, artistik, dan lighting akan mengalami kesulitan. Pasalnya pembuatan film terkadang tak sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
"Jika untuk pemain, mudah. Tapi kita lebih susah nyari tenaga kerja untuk wardrobe karena film nggak jalan kalau nggak ada wardrobe. Apalagi yang mumpuni. Kalau pemula sih banyak. Kita nyari wardrobe yang memiliki taste di fashion. Script yang masih susah dicari, lighting, artistik juga sulit," pungkasnya. (kpl/dis/boo)

Tidak ada komentar: