rumah teletubbies di Jogja |
Sesudah bencana gempa tahun 2006 serta terancam longsor bukit Sengir, warga Ngelepen akhirnya menghuni rumah domes bantuan dari LSM Wango yang diresmikan menteri Perumahan Rakyak Yusuf Ashari pada 30 April tahun 2007 yang lalu. Perumahan berjumlah 80 buah yang berbentuk kubah dan berwarna putih itu berjejer rapi di kawasan seluas 2,5 hektar. Kini, warga Ngelepen menyebut tempat baru mereka sebagai New Ngelepen.
New Ngelepen terdiri dari 71 rumah untuk pemukiman, enam bangunan untuk mandi cuci kakus (MCK) serta tiga bangunan untuk fasilitas umum berupa Masjid, sekolah dan poliklinik desa. Secara resmi bangunan ini bernama rumah domes yang bisa ditempati oleh warga Ngelepen selama 3 tahun secara gratis.
Kini, New Ngelepen tidak hanya menjadi sekedar rumah bantuan sekaligus percontohan bagi rumah tahan gempa. New Ngelepen saat ini telah menjadi salah satu atraksi wisata amat menarik karena bentuk rumahnya yang unik serta tidak biasa.
foto by kn
Candi Sambisari | for everyone |
merapi | for everyone |
Bagi sebagian masyarakat Jogja maupun Jawa pada umumnya, Gunung yang berada di wilayah Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten ini memiliki nilai spiritual di dalamnya. Setiap tahun pada bulan Rejeb, selalu diadakan upacara persembahan kepada Gunung Merapi agar gunung ini tidak "marah". Selain itu juga terdapat juru kunci untuk menjaga Merapi. Kini juru kunci itu dijabat oleh Mbah Maridjan yang bernama asli Mas Penewu Suraksohargo. Kepercayaan sebagai juru kunci Merapi itu, Mbah Maridjan dapatkan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX sejak tahun 1982, setelah sebelumnya menjabat sebagai wakil juru kunci pada 1970. Setiap gunung Merapi akan meletus, seluruh warga setempat selalu menunggu petunjuk Mbah Maridjan, jika diharuskan untuk mengungsi.
Gunung yang pada tahun 2006 sempat meletus kembali itu telah menjadi salah satu ikon pariwisata kota Jogja. Berbagai kawasan wisata seputar Merapi hingga kini juga terus dikembangkan, seperti Kawasan Wisata Kaliurang, Kaliadem, Kalikuning, Merapi Golf, Hutan Wisata Turgo-Plawangan juga obyek pendakian gunung yang cukup popular.
Jika Merapi sedang "tenang", mendaki Merapi adalah pilihan wisata yang cukup menyenangkan. Sejumlah jalur pendakian yang paling umum adalah melalui Selo dari sebelah utara, Babadan melalui barat serta Kaliadem dari sisi selatan. Tetapi jika Merapi sedang bergolak, cukup dengan melihat guguran lavanya dari kota Jogja pada malam haripun sudah menjadi pemandangan amat menakjubkan.
foto by karol
momen berkesenian tahunan di Jogja | for everyone |
Pada awalnya, FKY muncul dari sebuah wujud kepedulian para tokoh serta budayawan untuk menggunakan FKY sebagai salah satu model pembinaan kesenian di Yogyakarta. Kepedulian itu kemudian diejawantahkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melaksanakan FKY pertama yang ketika itu masih bernama Pekan Kesenian Yogyakarta pada tahun 1989.
Ketika itu, FKY masih didanai secara mandiri oleh Pemda Propinsi DIY dan diselenggarakan di Kabupaten selama tiga hari. Sedangkan untuk tingkat Propinsi dilaksanakan selama 5 hari. Dari embrio yang telah berwujud FKY pertama itu, hingga kini FKY telah berkembang secara dinamis sesuai dengan karakter kota Jogja yang terpengaruh oleh jaman.
Berbagai bentuk kesenian baik modern, tradisional maupun kontemporer itu setiap tahunnya dibenang merahi dalam tema yang berbeda-beda. Tahun ini FKY memakai tema "The Past is New: Masa Lalu Selalu Baru". Beberapa acara dalam ferstival kesenian itu akan berpusat di Taman Budaya Yogyakarta dan Benteng Vrederburg. Diantaranya upacara pembukaan, Pasar Raya FKY, Jogja Art Fair dan pentas teater. Sedangkan program "Babad Kampung" akan dilaksanakan di sembilan kampung, yaitu Pajeksan, Pandeyan, Suryawijayan, Minggiran, Mergansan Kidul, Kricak Kidul, Samirono, Dolahan-Kotagede dan Tukangan.
Dengan keterlibatan masyarakat Jogja sendiri yang terafiliasi dalam kampung-kampung itu, diharapkan apresiasi kebersenian dapat terus hidup dan dihidupi oleh masyrakat Jogja juga seluruh pecinta dan pengapresiasi seni.
"nyoto" di Kadipiro | for everyone |
Soto memang telah menjadi salah satu menu favorit bagi kebanyakan orang Jogja. Bahkan Indonesia pada umumnya, karena hampir seluruh daerah di Nusantara memiliki soto sebagai santapan kulinernya, seperti misalnya Soto Bandung, Soto Betawi, Soto Makasar ataupun Soto Lamongan. Semua dengan ciri khasnya masing-masing.
Salah satu menu soto yang amat terkenal dan menjadi andalan di kota Jogja adalah Soto Kadipiro. Soto khas Jogja yang telah berdiri sejak jaman Belanda ini didirikan oleh Widadi Tahir Kartowidjoyo. Warung soto yang terletak di Jalan Wates, Yogyakarta ini, kini telah memiliki tiga cabang, yang masing-masing berada di seberang jalan Soto
Tidak banyak berbeda dengan menu soto jenis lainnya, Soto Kadipiro juga menyajikan sajian panganan khas soto yaitu kuah kaldu dicampur dengan berbagai lauk yang lezat. Soto Kadipiro memiliki kuah bening dengan rasa yang amat gurih. Paduan bahan-bahan yang digunakan juga cukup sederhana seperti kol, ayam, tauge, bawang goreng dan seledri. Untuk memakannya bisa dengan memakai nasi, suwiran ayam goreng, perkedel, tahu, tempe bacem, sate berbagai jenis rempeyek ataupun kerupuk. Cukup menyegarkan menikmati soto ini apalagi sambil ditemani segelas minuman dingin. Hmmm, kiranya patut dicoba sajian kuliner khas Jogja yang cukup legendaris dan laris manis ini.
Masjid Gedhe | for everyone |
Garebeg merupakan upacara kerajaan-kerajaan di Jawa yang telah diadakan sejak berabad-abad. Keberadaan Masjid Gedhe sebagai tempat Garebeg tak lepas dari peran Sunan Kalijaga dalam menyiarkan ajaran Islam di Jawa. Hingga kini, puncak kemeriahan upacara Garebeg berlangsung saat gunungan yang dibawa dari dalam Kraton melintasi alun-alun utara dan berakhir dengan serbuan ribuan warga di pelataran Masjid Gedhe.
Masjid raya satu-satunya di Indonesia yang berdiri sebelum abad ke-20 ini terletak di Kampung Kauman, Kecamatan Gondomanan. Atau persisnya berada di sebelah barat Alun-alun Utara. Jika kita kebetulan sedang berjalan di seputaran alun-alun utara, Masjid ini akan tampak mencolok dengan atapnya yang tumpang tiga serta regol nya atau gapura nya yang berbentuk Semar Tinandu.
Masjid Gedhe merupakan sebuah kompleks bangunan yang memiliki berbagai bagian fungsional. Selain satu Masjid induk, Masjid Gedhe juga memiliki pawestren atau tempat khusus bagi jamaah putri, yakihun atau ruang peristirahatan para ulama dan khotib, kolam serta serambi Masjid. Kini, bagian lain dari Kompleks Masjid Gedhe digunakan sebagai KUA (Kantor Urusan Agama), kantor Takmir, serta Pagongan untuk menyimpan gamelan Sekaten.
Dengan kemegahan arsitekturnya, Masjid yang bukan sembarang Masjid ini, tampaknya dapat menjadi referensi untuk melihat secara langsung jejak-jejak perkembangan Islam di Jawa, khususnya Yogyakarta. Lewat berbagai upacara yang rutin digelar, kita dapat melihat percampuran budaya yang amat manis antara Islam dan tradisi Kraton Yogyakarta.
menghabiskan "sunday morning" di ugm | for everyone |
Di seputaran boulevard UGM, depan diploma FIB UGM hingga kawasan lembah itulah, banyak masyarakat Jogja menghabiskan minggu paginya . Ada yang berolah raga, ada yang berjalan-jalan saja, ada juga yang sekedar cuci mata. Momen keramaian itulah yang dimanfaatkan oleh banyak orang untuk melakukan transaksi ekonomi.
Pasar kaget UGM yang eksis sejak tahun 1994 itu pada generasi awalnya adalah para pedagang makanan yang menjajakan dagangannya kepada masyarakat yang berolahraga di sekitar boulevard UGM. Kemudian tahun-tahun berikutnya semakin meluas, karena jumlah pedagang yang makin bertambah dan beraneka macam.
Beraneka pernak-pernik kebutuhan rumah tangga, pernak-pernik mode, pakaian, alat-alat elektronik, tanaman hias, dan berbagai jenis makanan digelar dengan meriah di sepanjang kawasan pasar kaget itu. Berbagai hiburan "live" pun dapat dinikmati saat SunMor (Sunday Morning) itu, mulai dari "sastro ngamen" hingga sejumlah pengamen dadakan ala mahasiswa yang berniat mengumpulkan dana ala kadarnya. Bahkan kalau beruntung, kita akan mendapat hiburan topeng monyet yang lincah beraksi.
Walaupun pada bulan Februari yang lalu, pihak rektorat UGM telah mengeluarkan surat perintah penghentian segala aktifitas perdagangan di kawasan sekitar Bundaran UGM hingga belakang Masjid Kampus mulai tanggal 1 April 2008, hingga kini SunMor masih tetap bergeliat. Karena bagi sejumlah masyarakat Jogja, menghabiskan Sunday Morning di UGM adalah rekreasi alternatif yang murah meriah dan menyenangkan.
foto by KN
pasar kotagede | for everyone |
Pasar Kotagede telah berdiri sejak abad 16. Pasar ini juga kerap disebut Pasar Legi, karena puncak keramaiannya selalu terjadi pada hari-hari pasaran Legi (Legi adalah nama salah satu
hari dalam kalender Jawa). Pada hari pasa
Pasar yang berada di desa Tegalgendu, tepat berada di seberang sungai Gajah Wong ini memang berada di sebuah kawasan kota tua di Yogyakarta. Jika berjalan-jalan di sekitaran pasar serta kawasan Kotagede, kita akan menemukan sebuah wajah lama Jogja yang begitu klasik serta sarat nilai historis di dalamnya.
Selain pesona wajah lama Jogja, pasar Kotagede juga berada di sebuah daerah yang terkenal akan kerajinan peraknya. Pusat kerajinan ini berada di sepanjang jalan Kemasan hingga pertigaan ex-Bioskop Istana. Tidak jauh dari pasar juga terdapat sebuah Kompleks Mesjid Agung Kotagede yang dikelilingi oleh pagar batu berelief, pelataran luas, serta sebuah bedug besar yang umurnya sudah sangat tua.
desa wisata kasongan | for everyone |
Pada mulanya, Kasongan bukan sebuah desa yang berisi para pengrajin keramik. Konon, Kasongan berbentuk area persawahan milik para penduduk di desa yang berada di Selatan Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda, di area persawahan itu ditemukan seekor kuda mati yang diperkirakan milik seorang Reserse Belanda. Karena ketakukan, seorang warga yang memiliki salah satu area persawahan itu melepaskan hak milik atas tanahnya. Ketakutan itu juga menimpa warga lain, sehingga sejumlah warga turut melepaskan hak atas tanah persawahan mereka.
Akhirnya secara tidak sengaja, para penduduk yang tidak memiliki area persawahan lagi beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik. Awalnya mereka hanya mengempal-ngempalkan tanah yang tidak pecah bila disatukan dan menjadikannya sebagai mainan anak-anak ataupun perabot dapur saja. Namun karena kegiatan itu dianggap dapat menghasilkan sebuah karya seni juga nilai jual yang cukup tinggi, maka akhirnya para penduduk di Kasongan mulai mengembangkan keahlian itu dan menjadik
Berbagai produk keramik produk Kasongan sudah tersebar sampai ke luar negeri. Kebanyakan para pengrajinnya mengekspor berbagai hasil kerajinannya ke mancanegara, selain untuk kebutuhan dalam dalam negeri. Hingga kini, setelah hampir luluh lantak akibat gempa Jogja pada Mei 2006 lalu, Desa Wisata Kasongan sudah mulai berbenah diri. Berbagai etal
foto by karolusnaga
gembira loka | for everyone |
Mengelilingi kebun binatang ini, bagaikan mengembalikan ingatan masa kecil. Banyak keluarga dari Jogja dan sekitarnya menghabiskan hari Minggunya di tempat wisata yang murah meriah ini. Sama seperti ketika saya masih balita dulu, ayah ibu sering mengajak berpetualang sehari ke kebun binatang, dimana makhluk-makhluk penghuninya menjadi atraksi utama.
Gembira loka dihuni oleh kurang lebih 190 jenis binatang, 200 koleksi tanaman serta memiliki 20 unit aquarium air tawar dan laut. Dengan berbagai fasilitasnya itu, taman wisata ini kerap dijadikan ajang pendidikan bagi banyak keluarga. Se
Merupakan sebuah pengalaman mengasyikan mengendarai punggung gajah ataupun unta sambil melihat tingkah polah bocah-bocah yang bermain bersama keluarganya. Juga adalah hiburan yang tidak pernah membosankan memperhatikan gerak gerik hewan-hewan di dalam kandang-kandang mereka. Lumayan juga, petualangan sehari seharga Rp 8000 sekali masuk.
ngopi di Blandongan | for everyone |
Slogan yang dimunculkan oleh sebuah warung kopi bernama Blandongan yang terletak di Jalan Sorowajan Baru No.11 (Gowok) Banguntapan Bantul, Yogyakarta itu, tampaknya ingin "menginfeksi" para kawula muda Jogja dengan kopi khas ala Blandongannya. Dengan suasana santainya, warung kopi ini berhasil membangun atmosfir ngopi ataupun "ngangkring" khas Jogja yang penuh dengan canda, obrolan ngalor ngidul wetan serta berbagai camilan murah meriah.
Hampir tiap malam, warung kopi ini ramai dipenuhi oleh kawula muda Jogja. Sebagian besar adalah mahasiswa juga mahasiswi yang datang bergerombol atau bersama orang terkasih. Semua tampak larut dalam keriuhan percakapan dan suasana remang-remang serta racikan kopi istimewa yang diolah langsung dari biji kopi pilihan ala Blandongan dalam cangkir kecil bertatak piring.
Melegakan sekali rasanya, melepas lelah juga kesuntukan rutinitas siang di warung yang terinspirasi dari nama sebuah wilayah dekat Pasuruan Jawa Timur dimana banyak terdapat warung kopi pinggir j
sukunan bersemi, kampung ramah lingkungan | for everyone |
foto by, tuluswichaksono
Sebelum tahun 2000, Sukunan tidak sehijau dan seasri seperti saat ini. Ketika itu, para penduduk belum melakukan pemisahan sampah sesuai dengan jenisnya. Ketika Iswanto- seorang dosen pada Poltekkes Yogyakarta-hadir, mulailah ide pengelolaan sampah berbasis komunitas berjalan. Mulai saat itu sampah dipisahkan dalam tiga tong, yaitu plastik, kertas dan logam kaca. Dari situ, Iswanto yang dibantu oleh istrinya Endah, mulai memberikan nilai ekonomi pada sampah-sampah itu dengan menyulapnya menjadi barang-barang yang dapat dijual kembali. Selain menyulapnya menjadi barang-barang kerajinan, sampah-sampah itu juga dikelola menjadi kompos yang berguna untuk menyuburkan tanah serta tidak berbahaya bagi lingkungan.
Dengan bantuan dana dari sebuah donor, setiap rumah tangga di Sukunan Bersemi hingga kini telah memiliki tong-tong untuk memisahkan sampah juga pengelolaan kompos secara mandiri. Berbagai kelas, seminar, dan pelatihan tentang pengelolaan sampah juga kerap diadakan di dusun ini. Semua dilakukan secara bersama-sama oleh penduduk di dusun yang berjumlah kurang lebih 800 jiwa itu.
foto by, tuluswichaksono
Semangat yang dapat menjadi contoh bagi dusun-dusun lain di Indonesia itu telah membawa Sukunan Bersemi mendapatkan penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Perempuan pada Oktober 2004. rumah seni cemeti | for everyone |
(foto colection by cemeti art house)
Berbagai proyek seni juga program residensi bagi seniman Indonesia dan mancanegara telah diselenggarakan rumah seni ini. Berbagai proyek seni dan program residensi itu bertujuan memberi wadah bagi para seniman yang notabene berbeda kultur untuk dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman juga bereksperimen dalam berbagai ekspresi seninya.
Selain berbagai pameran, rumah seni yang digagas oleh Nindityo Adipurnomo serta Mella Jaarsma itu seringkali menampilkan berbagai "performance art", sejumlah "art happening", diskusi serta perbincangan antar seniman dengan masyarakat umum lainnya. Selain di Jogja, rumah seni ini juga menyelenggarakan berbagai proyek pameran di tempat lain di Indonesia maupun luar negeri yang bekerjasama dengan lembaga seni maupun lembaga budaya lainnya.
Bangunan rumah seni yang didesain oleh arsitek Eko Agus Prawoto itu berusaha mencerminkan berbagai pandangan serba paradoks yang hidup di masyarakat kita seperti tradisional-modern, seni-bukan seni, individual-kolektif ataupun konvensional-inovatif.
kampung prawirotaman | for everyone |
Prawirotaman telah dikenal semenjak seorang bangsawan Kraton bernama Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari Kraton Yogyakarta, pada kisaran abad ke-19. Pada masa pra kemerdekaan, Kampung Prawirotaman juga sempat menjadi tempat berkumpulnya laskar pejuang. Pada tahun 60-an kampung ini dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Kemudian pada tahun 70-an, ketika industri batik cap semakin meredup, para keturunan Prawirotomo mulai pindah haluan bisnis dengan membuka jasa penginapan. Dan semenjak saat itu Prawirotaman mulai dikenal sebagai Kampung Turis.
Jika memasuki kawasan ini, kita akan disambut oleh jejeran penginapan dengan fasilitas memadai dengan harga yang cukup terjangkau seperti di kawasan Sosrowijayan. Kebanyakan penginapan di kampung ini masih dikelola oleh keturunan Prawirotomo yang terdiri dari tiga keluarga besar yaitu Werdoyoprawiro, Suroprawiro dan Mangunprawiro.
Deretan 'artshop' juga berbagai toko yang menjual barang antik dan sejumlah merchandise khas Jogja tersedia di ka
Prawirotaman memang tampaknya telah melengkapi dirinya sehingga layak disebut sebagai salah satu kampung turis di kota Jogja.
sosrowijayan | for everyone |
Jalan ini memang begitu hidup akan aktifitas para wisatawan, terutama dari mancanegara yang umumnya ber'backpacking ria' ke Jogja. Di jalan ini begitu mudah ditemui hotel maupun losmen murah meriah dengan pelayanan dan fasilitas yang cukup memadai. Selain hotel dan losmen yang banyak bertebaran di sepanjang jalan utama, berbagai losmen dengan harga cukup terjangkau juga banyak terdapat di gang-gang perkampungan Sosrowijayan.
Dua buah toko buku yang menjual berbagai buku bekas dengan harga miring juga terdapat di gang pertama Jalan Sosrowijayan. Umumnya buku-buku yang dijual adalah buku-buku berbahasa Inggris. Tetapi yang berbahasa Indonesia juga ada di toko itu. Berbagai toko, studio batik juga toko cenderamata juga banyak terdapat di gang
Bagi saya, berjalan kaki di seputaran gang-gang perkampungan yang diberi nama sesuai dengan nama penguasanya dulu, Sosrowijoyo, adalah sebuah aktivitas yang cukup menghibur.
stasiun tertua di kota Jogja | for everyone |
Stasiun Lempuyangan diresmikan pada 2 Maret 1872 oleh pemerintah Hindia Belanda. Peresmian Stasiun itu menjadi awal hadirnya Kereta Api pertama di wilayah Yogyakarta. Ketika itu Stasiun Lempuyangan hanya melayani rute Yogyakarta-Semarang. Sekitar 15 tahun kemudian barulah hadir Stasiun Tugu.
Sebelum pemerintah Hindia Belanda meresmikan dan menyetujui Undang-Undang pembangunan jalan KA di pulau Jawa, sebuah perusahaan KA swasta asal Belanda bernama 'NV Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij' atau NISM telah membangun rel sepanjang 26 kilometer dengan rute Kemijen, Semarang-Tanggung, dan Grobogan. Setelah bisnisnya merugi NISM kemudian meminta pemerintah Hindia Belanda melanjutkan pembangunan rel sepanjang 166 km menuju Yogyakarta. Sehingga pada masa itu, Stasiun Lempuyangan tercatat sebagai salah satu stasiun yang menjadi bagian dari sejarah terbentuknya jaringan rel kereta api di Pulau Jawa.
Kini, Stasiun Lempuyangan dikelola oleh PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) VI Yogyakarta. Selain melayani datang dan perginya ke
Sangatlah tepat jika Stasiun Lempuyangan dikatakan sebagai salah satu warisan sejarah kota Jogja yang harus dilestarikan. Karena tanpanya, mungkin saja, perkembangan perkeretaapian di Pulau Jawa tidak akan sepesat seperti saat ini.
belanja buku murah di shopping | for everyone |
Salah satu tempat yang menurut Oscar cukup representatif untuk mendapatkan buku-buku murah itu adalah sebuah tempat yang mendapat sebutan 'shopping centre'. Letaknya tidak jauh dari Pasar Beringharjo, Benteng Vrederburg dan bersebelahan dengan Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Berbagai jenis buku dapat ditemui di tempat ini. Mulai dari yang baru hingga bekas. Berbagai berkas-berkas makalah penelitian, skripsi hingga tesis pun dapat ditemui di tempat ini. Semua dijual dengan harga bervariasi, dan lebih miring dari harga yang dipatok pada beberapa toko buku besar. Negosiasi harga di shopping adalah sebuah keniscaya
Para pedagang buku yang sebelumnya berjualan di sepanjang trotoar Jalan Sriwedari itu baru dipindahka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar