JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini dikabarkan tiga orang pendaki sudah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Aconcagua, Argentina, Rabu (29/12/2010). Ketiga pendaki itu adalah Ardhesir, Martin, dan Fajri. Mereka adalah anggota tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) 2009-2012.
Sementara dilaporkan, anggota tim yang lain saat mencapai ketinggian 6.800 mdpl kemudian diminta turun akibat cuaca memburuk. Sekarang mereka baru sampai base camp. Lusa, sisa pendaki akan mencoba summit attack lagi.
Akhir pekan lalu, tim yang didukung penuh oleh PT Mudking Asia Pasifik Raya itu bergerak ke Mendoza, Argentina, dengan menggunakan bus.
Tim yang beranggotakan Sofyan Arief Fesa (27), Janatan Ginting (21), Broery Andrew (21), dan Xaverius Frans (21) itu mendaki puncak Aconcagua dengan dukungan pemandu gunung dari Acomara. Pendakian dimulai pada 28 Desember setelah sebelumnya tim bergerak ke Puenta del Inca menggunakan kendaraan.
Pendakian ke Aconcagua dimulai dari titik ini setelah pencatatan administrasi di Destacamento Guardaparque Horcones atau semacam kantor pengelola taman nasional setempat. Dari 33 jalur menuju puncak, jalur melalui Polish Original Glacier termasuk yang terpanjang.
Dari Puente del Inca, akses menuju puncak terbagi menjadi dua, ke arah barat melalui Lembah Horcone di mana Rute Normal berada, serta ke arah timur melalui Lembah Vacas, di mana Rute Polish Glacier berada.
Pada peta topografi Provincial Aconcagua skala 1:50.000 terlihat, perjalanan di Lembah Vacas ini relatif landai dengan melintasi dua-tiga kontur dan dua kali menyeberangi Sungai Vacas. Jalan mulai menanjak tajam setelah melewati Casa de Piedra (3.245m), empat hari perjalanan dari Puente del Inca.
"Cuaca setempat benar-benar tak menentu. Karena itu, pandai-pandailah mengatur waktu buat summit attack," tutur Qobin yang juga sudah mendaki Everest (2004), Kilimanjaro (2010), dan Kosciusko (2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar