VIVAnews -- Tim Nasional Indonesia akan bertanding melawan kesebelasan negeri jiran, Malaysia, Minggu 26 Desember 2010, dalam final putaran pertama Piala AFF 2010.
Di hari yang sama ketika Tim Garuda berjuang, tepat enam tahun pasca musibah tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian Aceh.
Untuk itu, masyarakat Aceh berharap agar Timnas mengenakan pita hitam di lengan pada saat bertanding melawan Malaysia. Juga hening cipta sejenak untuk mengenang derita dan duka yang dirasakan kala itu.
"Aksi hening cipta dan mengikat pita hitam di lengan merupakan bentuk penghormatan terhadap korban tsunami. Ini juga menjadi pertanda bahwa solidaritas di antara rakyat Indonesia terus tumbuh," kata Sekjen Partai Rakyat Aceh (PRA), Thamren Ananda, salah satu partai lokal yang berpengaruh di Aceh dalam rilis yang diterima VIVAnews, Jumat 24 desember 2010.
Apalagi, setelah tsunami banyak pula warga Aceh yang tinggal dan bekerja di Malaysia
"Sudah selayaknya tim nasional kita sedikit sensitif untuk menghormati ratusan ribu korban meninggal pada peristiwa tsunami pada tahun 2004 lalu," tegas Thamren.
Duka Aceh yang juga duka Indonesia terjadi pada 26 Desember 2004 lalu. Gempa bumi bawah laut 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara.
Sungguh dahsyat getarannya, getaran gempa begitu kuat hingga terasa sampai 1.200 kilometer dari pusat gempa, mencapai Alaska.
Gempa superbesar itu memicu tsunami mematikan. Gelombang gergasi menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter. Lebih dari 230.000 orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Di hari yang sama ketika Tim Garuda berjuang, tepat enam tahun pasca musibah tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian Aceh.
Untuk itu, masyarakat Aceh berharap agar Timnas mengenakan pita hitam di lengan pada saat bertanding melawan Malaysia. Juga hening cipta sejenak untuk mengenang derita dan duka yang dirasakan kala itu.
"Aksi hening cipta dan mengikat pita hitam di lengan merupakan bentuk penghormatan terhadap korban tsunami. Ini juga menjadi pertanda bahwa solidaritas di antara rakyat Indonesia terus tumbuh," kata Sekjen Partai Rakyat Aceh (PRA), Thamren Ananda, salah satu partai lokal yang berpengaruh di Aceh dalam rilis yang diterima VIVAnews, Jumat 24 desember 2010.
Apalagi, setelah tsunami banyak pula warga Aceh yang tinggal dan bekerja di Malaysia
"Sudah selayaknya tim nasional kita sedikit sensitif untuk menghormati ratusan ribu korban meninggal pada peristiwa tsunami pada tahun 2004 lalu," tegas Thamren.
Duka Aceh yang juga duka Indonesia terjadi pada 26 Desember 2004 lalu. Gempa bumi bawah laut 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara.
Sungguh dahsyat getarannya, getaran gempa begitu kuat hingga terasa sampai 1.200 kilometer dari pusat gempa, mencapai Alaska.
Gempa superbesar itu memicu tsunami mematikan. Gelombang gergasi menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter. Lebih dari 230.000 orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar