Selasa, 05 Juni 2012

Sri Sultan Hamengku Buwono X..Film Soegija bukan Kristenisasi

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai film Soegija yang mengangkat sosok Uskup Soegijopranoto, bukan media kristenisasi, karena menggambarkan nasionalisme seorang pemimpin umat Katolik.

"Jadi, film Soegija bukan seperti yang diisukan. Film yang disutradarai Garin Nugroho itu menggambarkan peran Uskup Soegijopranoto dalam perjuangan bangsa," katanya usai menerima kunjungan pemain dan produser film Soegija di Yogyakarta, Selasa (5/6).

Menurut dia, Soegijoprnatoto pada waktu itu ikut ambil bagian dalam perjuangan bangsa. Pada waktu itu Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia (RI), dan Soegijopranoto memindahkan keuskupan Semarang ke kawasan Bintaran Yogyakarta.

"Uskup Soegijopranoto mempunyai catatan harian hubungan dengan para pejuang republik," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ia mengatakan film Soegija memiliki integritas, karena menggambarkan masyarakat Katolik yang bersatu dan berjuang bersama tokoh lain dalam memperjuangkan kemerdekaan. "Pada waktu itu seluruh elemen bangsa bersatu, dan bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan. Semua bersatu tanpa memandang agama dan status sosial," katanya.

Pemeran utama film Soegija, Nirwan Dewanto mengatakan selama ini banyak pernyataan adanya kontroversi kristenisasi menjelang pemutaran film tersebut. "Kontroversi kristenisasi meramaikan publisitas film Soegija. Hal itu menunjukkan film tersebut memang istimewa," kata pemeran Soegijopranoto ini.

Produser Eksekutif Film Soegija, Iswarahadi mengatakan film yang menghabiskan dana sekitar Rp12 miliar tersebut, akan mulai diputar di bioskop Yogyakarta pada 7 Juni 2012. "Kami mengajak Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menyaksikan pemutaran perdana film Soegija di bioskop Yogyakarta," katanya.

Tidak ada komentar: