Senin, 30 Agustus 2010

'Nusa Swara', Ekspresi Kegelisahan dalam Bebunyian




Secara umum, dalam album terbaru 'Nusa Swara', Djaduk Ferianto dan Kua Etinka mencoba 'menyuarakan' kegelisahan itu melalui tetabuhan dan bunyi. Dalam album tersebut menawarkan sejumlah komposisi seperti Tresnaning Tiyang, Bromo, Merapi Horeg, Matahari, Cilik, Kennanemi, Sintren, Kembang Boreh, Nirwana, Reog, dan Ronggeng to Latinos.

Dalam komposisi, Bromo, Reog, Sintren, misalnya, terasa sekali keragaman 'suara-suara Nusantara' itu. Komposisi itu bagai sebuah pernyataan bahwa setiap suara mesti diberi tempat dan ruang untuk memperoleh haknya dan kesempatan yang sejajar untuk saling bersanding dan bertanding, untuk saling memunculkan diri dan berbunyi dalam bangunan komposisi.

Dalam Tresnaning Tiyan, suara-suara bertanding sekaligus bersanding, sebagai bentuk percakapan bebunyian yang harmonis dan dialogis, semangat saling menghargai itu terasa sekali.

"Nomor ini bahan terasa menjadi sebuah ajakan yang kompletatif melalui komposisi musik, agar kesadaran saling menghargai bisa tumbuh, sebagaimana terasa dalam harmoni bunyi yang saling melengkapi," ujar Djaduk beberapa waktu lalu.

Beberapa komposisi repertoar yang lain, seperti Nirwana, Ronggeng to Latinos, Ken Nanemmi, memperlihatkan eksplorasi gagasan musik Kuat Etnika mengenai wawasan kebudayaan Nusantara yang mereka yakini dan hayati: bahwa Nusantara adalah sebuah kawasan multi budaya, di mana segala suara datang dari penjuru dunia. Nusantara adalah sebuah proses pertemuan dari banyak budaya, dari banyak suara.

Sejak berdiri tahun 1995, Kua Etnika telah menempatkan diri sebagai salah satu kelompok musi yang tekun mengolah khasanah musik etnis dengan semangat  kontemprer.

Kua Etnika sudah menghasilkan beberapa album, antara lain Nang Ning Nong Orkes Sumpeg, Ritus Swara, Unen Unen. Kua Etnikla juga telah menghasilkan album hasil kolaborasi dengan pemusik-pemusik manca negara, antara lain dengan para pemusik Malaysia yang menghasilkan konser Many Skin.

Pada tahun 2003 lalu berproses dengan grup Pata Masters dari Jerman dan menghasilkan Pata Java. Kua Etnika juga banyak terlibat dalam pentas-pentas musik di banyak negara, seperti Swiss, Australia, Jerman, Belanda, Ceko dll.

Pada konser Nusa Swara Selasa (31/8) nanti, Kua Etnika akan tampil full team, termasuk Trie Utami, yang menjadi vokalis atau penyanyi utama di Kua Etnika. Sementara swelain Djaduk Ferianto, para musisi para musisi Kua Etnika yang lain adalah Purwanto, Indra Gunawan, Agus Wahyudi, Benny Fuad, Dhanny Eriawan, Arie Senjayanto, Sukoco, Sony Suprapto dan Wibowo.

Melalui konser Nusa Swara ini, pada akhirnya, Kua Etnika ingin kembali memperluas cakrawala kesadaran dalam memahami warisan kekayaan kebudaan Nusantara yang melimpah dan menyediakan banyak ruang tafsir bagi dialog yang kreatif dan cerdas. Betapa yang disebut dengan “Nusantara” sesungguhnya adalah proses panjang (yang nyaris tak pernah berhenti) dari pelbagai suara-suara yang kemudian menjadi orkestrasi bangsa kita.

Tidak ada komentar: