Minggu, 13 Februari 2011

Lusy Laksita ( Senior Broadcaster ) Bangga Jadi Orang Radio

Lusy Laksita menulispada 07 Februari 2009 jam 21:54
Menjadi Penyiar Radio? Di radio paling okey? Tidak pernah terbayangkan oleh saya, meskipun saya sempat membayangkan enaknya dan asyiknya menjadi penyiar radio. Dalam bayangan saya menjadi penyiar radio itu enak sekali, tugasnya memutar lagu, berbicara sesukanya asal bisa membuat pendengar senang, jam kerja pendek, banyak uang, terkenal lagi. Tapi apa iya sih? Dalam kenyataannya setelah saya bergelut dengan profesi tersebut, yang saya kerjakan lebih dari yang saya bayangkan.

Sharing kita melalui tulisan saya ini, akan saya awali dengan sedikit ilustrasi tentang bagaimana saya mengawali karir sebagai seorang broadcaster di media radio. Karir sebagai broadcaster saya mulai dengan menjalani tugas sebagi penyiar radio. Pertama kali memasuki dunia broadcasting tidak pernah terpikir bahwa akhirnya saya menemukan dunia saya di sini hingga saat ini, meski sudah tidak bekerja di sebuah stasiun radio, tapi saya punya komitmen terhadap dunia radio paling tidak dengan berbagi pengalaman seperti ini. Ketertarikan saya pada profesi penyiar radio timbul ketika saya melihat seorang penyiar radio sedang siaran, tiba tiba saja saya punya keinginan untuk menjadi seperti dia, dan ketika kesempatan itu ada, saya mencoba, saya dapat meraihnya dan bisa menikmatinya hingga sekarang.

Profesi penyiar radio banyak memberikan kesempatan dan peluang bagi saya. Tanggung jawab di luar pekerjaan sebagai penyiar radio secara bertahap saya kerjakan berkat kemampuan saya menjadi seorang penyiar radio. Mulai dari Reporter, Narator Iklan, Script Writer, Programme Director. Bahkan kesempatan di luar radio seperti menjadi MC, Penyiar TV dan lain sebagainya. Pengalaman menunjukkan bahwa saya harus punya komitmen terhadap profesi penyiar radio agar saya benar benar dapat menjalaninya dengan sebaik baiknya, penuh tanggung jawab dan professional. Profesi penyiar radio banyak memberi pengalaman dan bekal bagi saya. Sebagai penyiar radio, banyak tuntutan masyarakat yang harus saya penuhi. Masyarakat menganggap bahwa penyiar radio itu serba tahu bukan hanya tentang broadcasting tetapi lebih dari itu, tahu semua segi kehidupan. Tuntutan inilah yang membuat saya harus membekali diri dengan berbagai macam pengetahuan.

Penyiar radio seperti banyak orang tahu, tugasnya adalah menyiarkan hal-hal yang perlu diketahui pendengar melalui siaran, baik melalui lagu maupun kalimat yang diucapkan. Sangat sederhana dan mudah sepertinya. Tetapi sebagai seorang yang punya komitmen terhadap profesi, saya merasa ternyata tidak sesederhana itu tugas seorang penyiar radio. Profesi peyiar radio menurut saya memang harus dijalani dengan strategi yang berbeda dengan profesi lain.

Sebagai penyiar radio kita harus menjadi teman bagi pendengar, bukan saja teman di udara melalui siaran, tetapi justru kita juga harus menjadi teman saat kita sedang tidak siaran.Yang terpenting dalam menjalani profesi penyiar radio adalah Human Relations, hubungan kita dengan orang lain. Banyak penyiar radio terbuka, sangat bersahabat ketika sedang siaran, tetapi begitu menjalin relationship di luar jam siaran akan berubah menjadi orang yang angkuh, sombong dan tidak bersahabat dengan pendengarnya. Situasi inilah yang justru akan menjadi bumerang.

Ada beberapa hal yang perlu diingat bagi siapa saja yang ingin berkarir di dunia broadcasting khususnya sebagai Penyiar Radio. Hal tersebut adalah Kemauan, Komitmen, Sikap Profesional dan Pribadi Yang Terbuka. Kemauan merupakan bekal dasar, karena dari kemauan itu akan timbul satu semangat untuk mewujudkannya. Kemauan tidak hanya sekedar keinginan untuk mewujudkan sesuatu yang menjadi tujuan, tetapi juga merupakan keberanian untuk merah kesempatan dan peluang yang ada. Komitmen mendorong kita untuk mengembangkan kemampuan dan mengembangkan diri serta memantapkan cita-cita yang kita miliki. Hal ini akan membuat kita lebih menghargai profesi yang kita jalani. Sikap Profesional membuat kita makin bertanggng jawab terhadap profesi kita. Profesional sebenarnya bukan dilihat dari berapa nilai nominal yang kita terima dari profesi kita, tetapi yang lebih tepat adalah bagaimana kita bertanggung jawab terhadap profesi kita, diri kita dan orang lain (pendengar dan pengelola radio). Pribadi Yang Terbuka akan membantu kita dalam menjaga hubungan antar pribadi selalu baik. Terbuka meliputi terbuka menerima kritik, terbuka menerima siapa saja dan terbuka untuk belajar.

Hal lain yang perlu kita miliki sebagai seorang penyiar radio adalah Etika dan Rasa . Etika diperlukan dalam kita menjalin hubungan dengan siapa saja baik dengan teman kerja, relasi bahkan pendengar. Bekerja sebagai penyiar radio sangat berbeda dengan bekerja di bidang lain. Rasa sangat berperan dalam kita menjalani profesi sebagai penyiar radio. Karena Rasa yang berperan akhirnya dalam siaran kita tidak melihat hasil siaran kita sebagai hasil kerja tetapi lebih pada sebagai Karya. Terhadap sebuah karya, keinginan untuk menghasilkan karya yang lebih baik akan muncul bersamaan dengan kepuasan kita terhadap karya yang baru saja kita hasilkan. Artinya kita akan selalu mempunyai keinginan menghasilkan karya yang lebih baik dan tidak akan gampang puas dengan karya kita.

Seorang penyiar radio ternyata juga harus mempunyai Manajemen Diri yang baik. Bagaimana kita bisa menjalani profesi penyiar radio dengan profesional kalau kita tidak dapat mengatur diri kita, yang sangat tahu situasi dan kondisi kita adalah diri kita sendiri, sehingga mau tidak mau kita sendirilah yang paling bisa mengatur diri kita.

Tahun ini, 21 tahun tepat saya berkarya sebagai seorang broadcaster dan entah sampai kapan. Semua saya jalani dengan rasa cinta pada dunia saya ini. Selama itu saya punya kesempatan berkarya di 4 stasiun radio, 3 di Jogja dan 1 di Semarang. Yang menyenangkan ternyata profesi penyiar radio tidak hanya memberi kesempatan bagi saya berkarya di ruang siar, tetapi juga berkarya di luar ruang siar radio, yaitu sebagai Programme Manager, Marketing Manager & PR dan bahkan General Manager radio. Saya sangat bersyukur atas kesempatan dan peluang tersebut. Kesempatan saya berkarya di radio ternyata tidak menjadi hambatan bagi saya untuk berkarya di luar dunia radio, misalnya menjadi Penyiar TV, Professional MC, Trainer, Dosen, dan bergelut dengan dunia komunikasi yang sangat menyenangkan ini.

Kesempatan yang saya rasakan adalah juga milik semua orang, jadi siapapun bisa untuk mendapatkan, artinya sayapun harus ikhlas memberikan peluang kepada orang lain.

Saya sering bertanya dalam hati, apakah saya bisa raih semua ini kalau saya tidak menjadi penyiar radio? Jawabannya adalah semua yang saya jalani hingga saat ini berawal dari profesi Penyiar Radio!!!!!! (-ML-)

Tidak ada komentar: