Senin, 17 Oktober 2011
[Exclusive] Yogyakarta Royal Wedding: Pawiwahan Ageng Kraton Yogyakarta
Hari ini, Minggu 16 Oktober keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memulai Hajat Dalem, mantu. Jeng Reni bungsu Sultan HB X masih memiliki seorang kakak yang belum menikah, yakni GRAj Nurabra Juwita, atau Jeng Abra. Karenanya Jeng Reni harus meminta ijin dan restu sang kakak, salah satunya dengan acara Plangkahan, Jeng Reni memberi pelangkah pada Jeng Abra. Jeng Abra Sang kakak dipersilakan meminta pelangkah yang harus dipenuhi sang adik. Nampaknya yang diminta pun bukan barang yang susah didapat, dalam arti tidak ingin mempersulit adiknya, sekedar pemenuhan syarat seremonial saja. Pelangkah itu diserahkan pada hari ini, saat saya menulis artikel ini, pada acara plangkahan.
Tuntas sudah penantian Jeng Reni dan Ahmad Ubaidillah, pasangan calon pengantin kraton Yogyakarta. GKR (Gusti Kanjeng Ratu) Bendara adalah nama baru Jeng Reni setelah diwisuda. Sedangkan Ubaidillah mendapat gelar KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Yudanegara. Saya sertakan foto setelah wisuda.
Pasangan ini betul-betul serasi, Putri yang cantik dengan Pangeran yang tampan. Sama-sama pintar berbicara di depan umum, terutama di depan insan pers. Tak mengherankan, Jeng Reni adalah mantan atlet sepatu roda, juga pernah menjadi finalis putri-putrian. Sedangkan Ubaidillah adalah PNS, dengan karier yang bagus di istana wakil presiden.
Sang Putri berkomitmen untuk memajukan pariwisata Jogja, karena itu pernikahan ini juga terakit dengan pariwisata. Seperti saat diadakannya acara Pit-pitan Ngiring Temanten beberapa hari lalu. Juga berkeinginan melestarikan dan mengembangkan lurik yang di Jojga kurang dilirik. Meskipun, jogja juga memiliki lurik, namun masih kurang bergema dibanding batik.
Tamu yang sudah memastikan hadir di Bangsal Kencana pada upacara panggih temanten di antaranya Presiden, Wapres, plus 20 menteri. Selain itu, seluruh mantan Presiden dan wakil Presiden juga diundang, sebagaimana raja-raja seluruh Nusantara. Karenanya tempat duduk di Bangsal Kencana ditambah menjadi 60 buah.
Gladi bersih iring-iringan kereta yang akan membawa pasangan pengantin, penari bedaya manten, dan kuda yang bakal dinaiki penari Lawung, sudah dilaksanakan. Upacara adat panggih, juga sudah dilakukan gladi bersih (gladhi resik) disaksikan langsung oleh Sultan.
Ada 6 kereta istana disiapkan untuk kirab tanggal 18 Oktober nanti. Kirab yang ditunggu ribuan kawula Jogja, dengan rasa tak sabar dan penasaran ingin melihat kecantikan dan ketampanan pasangan pengantin ini. Sultan menghendaki penutupan jalan Malioboro sesudah jam 15.00, karena tak ingin ada masyarakat yang dirugikan, terutama pedagang di Pasar Beringharjo. Beliau pun tetap ngantor dan memimpin rapat pada hari itu (Selasa 18 Oktober 2011), artinya aktivitas kantor gubernuran tidak terganggu.
Untuk menyambut Pawiwahan Ageng (pernikahan agung) ini, diadakan pesta rakyat di Plaza SO 1 Maret, kompleks Museum Beteng Vredeburg, dengan pertunjukan kesenian rakyat tradisional mau pun modern. Juga ada Malam Sastra Malioboro yang akan menampilkan sejumlah penyair. Mereka akan membawakan karya alm Ragil Suwarno Pragolapati.
Selain itu juga disediakan angkringan gratis bagi pengunjung perta rakyat seperti nasi kucing dan kawan-kawan (yang tak disuka Itsmi) tapi yang lain juga ada, seperti bakso, wedang ronde, jagung bakar dan lain-lain. Angkringan gratis ini merupakan sumbangan sukarela dari berbagai kalangan (perusahaan, perguruan tinggi, komunitas hobi, social , juga secara individu). Yang sudah-sudah, mereka, para penyumbang memesan (mborong) angkringan, jadi jangan salah, penjual angkringan tidak dirugikan, malah semua dagangan diborong habis.
Persembahan Ini merupakan salah satu bentuk kecintaan dan bekti (bakti) kawulo Jogja kepada Sulatan HB x sebagai rajanya Jogja. Karena Sultan memikirkan dan memperhatikan rakyatnya, maka rakyat pun bersikap seperti itu. Tahta untuk kesejahteraan masyarakat, justru berbuah kecintaaan dan ketaatan kawulo. Jogja memang istimewa bukan? Jadi siapa yang meragukan keistimewaan Jogja lain dengan propinsi lain?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar