TISAGA JOGJA
Senin, 25 Juni 2012
693 Seniman Meriahkan Pergelaran Campursari 66 Jam
Sebanyak 693 seniman dari berbagai daerah akan memeriahkan "Pergelaran Musik Campursari 66 Jam" nonstop, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-66 Bhayangkara di Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, 30 Juni hingga 3 Juli mendatang.
Penyanyi dan pengarang lagu campursari terkenal, Cak Dikin, selaku ketua panitia, di Solo, Senin (25/6/2012), mengatakan, pergelaran musik tradisional campursari selama 66 jam HUT Ke-66 Bhayangkara di Polresta Surakarta tersebut, untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) terlama.
Menurut Cak Dikin, pemecahan rekor MURI pergelaran musik campusari tersebut sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dengan waktu 33 jam, 33 menit, 33 detik. Di Solo akan dilakukan 66 jam.
Selain itu, lanjutnya, pergelaran musik campursari digelar selama 66 jam juga karena musik kesenian tradisional tersebut sudah mulai terkikis atau degradasi. Karena itu, para pelaku campursari perlu melakukan pemupukan supaya dapat bangkit dan tetap eksis di Tanah Air.
Menurut dia, sebanyak 33 grup musik campusari dari berbagai daerah di eks Keresidenan Surakarta sudah siap ikut memeriahkan acara tersebut.
"Ada 493 seniman campusari dari 33 grup yang akan memeriahkan, terdiri atas 198 penyanyi, pembawa acara, dan 495 musisi campursari." katanya.
Cak Dikin menambahlan, dari 33 grup musik campursari yang akan memeriahkan 66 jam nonstop, antara lain Siji Dewe dari Boyolali, Tirto Arum (Jatim), Orlando (Solo), dan Bajang Koplak (Wonogiri).
Bahkan sejumlah pejabat dari berbagai daerah juga akan menyumbangkan suara mereka di campursari 66 jam itu. Di mereka adalah Kepala Polisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Pol Didiek Sutomo Triwidodo, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, dan Kapolresta Surakarta Komisaris Besar Asjimain.
Selain itu, Bupati Kutai Timur, Bupati Bengkulu, Bupati Lampung Timur, Wakil Gubernur Jatim, Bupati Magetan, Bupati Blitar, Wali Kota Blitar, Bupati Malang, Bupati Bojonegoro, dan Wakil Wali Kota Surakarta.
Cak Dikin menambahkan, setiap grup campursari diberi waktu selama dua jam untuk menyuguhkan kemampuan mereka kepada masyarakat Solo. Mereka tidak dibatasi berapa lagu yang akan dibawakan dengan waktu dua jam itu.
"Setiap grup campursari harus membawa satu lagu wajib, antara lain soal imbauan masyarakat tentang Kamtibmas seperti judul lagu Ngoyak Cepet Ilang Slamet, Dirgahayu Polisi Lalu Lintas, dan "Dirgahayu Polisi Bhayangkara"
Kepala Polresta Surakarta Komisaris Besar Asjimain, mengatakan, kegiatan prgelaran musim campusari 66 jam nostop dalam perayaan HUT Ke-66 Bhayangkara tidak akan mengganggu pelayanan terhadap masyarakat.
"Pelayanan tetap berjalan seperti biasa dan tidak mengganggu tugas-tugasnya sebagai polisi," katanya.
Menurut dia, pada pergelaran musik campursari 66 jam tersebut akan dihentikan sejenak selama 15 menit, saat waktunya adzan untuk menjalankan ibadah shalat.
Pergelaran musik campurasari tersebut, kata Kapolresta, juga mendukung pemerintaha daerah dalam melestarikan seni budaya tradisional campursari agar tetap eksis.
Sumber: Antara
Selasa, 05 Juni 2012
Sri Sultan Hamengku Buwono X..Film Soegija bukan Kristenisasi
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai
film Soegija yang mengangkat sosok Uskup Soegijopranoto, bukan media
kristenisasi, karena menggambarkan nasionalisme seorang pemimpin umat
Katolik.
"Jadi, film Soegija bukan seperti yang diisukan. Film yang disutradarai Garin Nugroho itu menggambarkan peran Uskup Soegijopranoto dalam perjuangan bangsa," katanya usai menerima kunjungan pemain dan produser film Soegija di Yogyakarta, Selasa (5/6).
Menurut dia, Soegijoprnatoto pada waktu itu ikut ambil bagian dalam perjuangan bangsa. Pada waktu itu Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia (RI), dan Soegijopranoto memindahkan keuskupan Semarang ke kawasan Bintaran Yogyakarta.
"Uskup Soegijopranoto mempunyai catatan harian hubungan dengan para pejuang republik," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ia mengatakan film Soegija memiliki integritas, karena menggambarkan masyarakat Katolik yang bersatu dan berjuang bersama tokoh lain dalam memperjuangkan kemerdekaan. "Pada waktu itu seluruh elemen bangsa bersatu, dan bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan. Semua bersatu tanpa memandang agama dan status sosial," katanya.
Pemeran utama film Soegija, Nirwan Dewanto mengatakan selama ini banyak pernyataan adanya kontroversi kristenisasi menjelang pemutaran film tersebut. "Kontroversi kristenisasi meramaikan publisitas film Soegija. Hal itu menunjukkan film tersebut memang istimewa," kata pemeran Soegijopranoto ini.
Produser Eksekutif Film Soegija, Iswarahadi mengatakan film yang menghabiskan dana sekitar Rp12 miliar tersebut, akan mulai diputar di bioskop Yogyakarta pada 7 Juni 2012. "Kami mengajak Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menyaksikan pemutaran perdana film Soegija di bioskop Yogyakarta," katanya.
"Jadi, film Soegija bukan seperti yang diisukan. Film yang disutradarai Garin Nugroho itu menggambarkan peran Uskup Soegijopranoto dalam perjuangan bangsa," katanya usai menerima kunjungan pemain dan produser film Soegija di Yogyakarta, Selasa (5/6).
Menurut dia, Soegijoprnatoto pada waktu itu ikut ambil bagian dalam perjuangan bangsa. Pada waktu itu Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia (RI), dan Soegijopranoto memindahkan keuskupan Semarang ke kawasan Bintaran Yogyakarta.
"Uskup Soegijopranoto mempunyai catatan harian hubungan dengan para pejuang republik," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ia mengatakan film Soegija memiliki integritas, karena menggambarkan masyarakat Katolik yang bersatu dan berjuang bersama tokoh lain dalam memperjuangkan kemerdekaan. "Pada waktu itu seluruh elemen bangsa bersatu, dan bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan. Semua bersatu tanpa memandang agama dan status sosial," katanya.
Pemeran utama film Soegija, Nirwan Dewanto mengatakan selama ini banyak pernyataan adanya kontroversi kristenisasi menjelang pemutaran film tersebut. "Kontroversi kristenisasi meramaikan publisitas film Soegija. Hal itu menunjukkan film tersebut memang istimewa," kata pemeran Soegijopranoto ini.
Produser Eksekutif Film Soegija, Iswarahadi mengatakan film yang menghabiskan dana sekitar Rp12 miliar tersebut, akan mulai diputar di bioskop Yogyakarta pada 7 Juni 2012. "Kami mengajak Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menyaksikan pemutaran perdana film Soegija di bioskop Yogyakarta," katanya.
Jumat, 18 Mei 2012
Dreams come true di LA Lights Indiemovie 2012
Pengen bikin film keren cara lo sendiri? Gak usah mimpi lagi, guys. Loe ikutan aja di workshop yang diadain oleh LA Lights. Ini bagian dari program tahunan LA Lights Indiemovie 2012 yang menampilkan film-film karya anak bangsa.
Di workshop ini loe
bakal diajarin gimana cara nulis skenario yang bagus, cara
penyutradaraan yang benar, proses editing dan bahkan acting!. Skenario
yang tulis bakal dikompetisikan dan pemenangnya berhak dapat kesempatan
untuk merealisasikannya dalam sebuah film berdurasi pendek. Bisa juga lo
dapet kesempatan bikin film bareng artis2 beken tahun ini ada
Asmirandah, Donny Alamsyah dan banyak lagi.
Buruan catet nih jadwalnya workshop LA Lights Indiemovie 2012:
JAKARTA – PPHUI | 10-11 MEI 2012 |
YOGYA – JEC | 19-20 MEI 2012 |
MALANG – UMM DOME | 2-3 JUNI 2012 |
BANDUNG – DAGO TEA HOUSE | 9-10 JUNI 2012 |
WORKSHOP | JAKARTA 10 Mei |
YOGYA 19-20 Mei |
TANGGAL | 10 dan 11 Mei | 19 dan 20 Mei |
VENUE | Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail(PPHUI) Jl. HR Rasuna Said Kuningan , Jakarta |
JEC (Jogja Expo Center) Jl. Raya Janti Yogyakarta |
SEKRETARIATE-MAIL CONTACTS |
SET FILM Workshop Ruko Kebayoran ARCADE blok C 1 No. 23 Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan la.indiemovie@gmail.com 081510594899 / 021-74870866 |
Wartajazz Jl.Munggur 50, Demangan, Yogyakarta indiemovie_jogja@yahoo.com 0274 – 512561 |
FACEBOOK |
LA Lights Indiemovie indie_movie |
LA Lights Indiemovie indie_movie |
SPEAKERS | Prof R. Krevolin & Titien Wattimena | Jujur Prananto & Casandra Masardi |
ARTIS BINTANG TAMU | Garin Nugroho Riri Riza Nur “Monod” Hidayat Amrin Nugraha Lukman Sardi & Prisia Nasution |
Monty Tiwa Nur “Monod” Hidayat Amrin Nugraha Ringgo Agus Rahman & Adinia Wirasti |
MEET THE PRODUCERS | Arturo G.P Wulan Guritno Sheila Timothy |
Arturo G.P Jujur Prananto Ifa Isfansyah |
WORKSHOP | MALANG 10 Mei |
BANDUNG 19-20 Mei |
TANGGAL | 02 dan 03 Juni | 09 dan 10 Juni |
VENUE | UMM Dome Jl. Raya Tlogomas No. 246, km.8, Malang |
Taman Budaya (Dago Tea House) Jl. Dago Selatan No. 36, Bandung |
SEKRETARIATE-MAIL CONTACTS |
Kine Klub UMM Gedung Student Center Lantai 3 Jl. Raya Tlogomas No. 246 KM 08 Malang inmovmlg@gmail.com 08180 500 1969 |
Sembilan Matahari Jl. Muararajeun no. 26 Bandung university@sembilanmatahari.com 022-91690093 |
FACEBOOK |
LA Lights Indiemovie indie_movie |
LA Lights Indiemovie indie_movie |
SPEAKERS | Jujur Prananto & Titien Watimena | Jujur Prananto & Cassandra Massardi |
ARTIS BINTANG TAMU | Garin Nugroho German Mintapraja Dana Riza Donny Alamsyah & Prisia Nasution |
Ifa isfansyah German Mintapradja Dana Riza Oka Antara & Adinia Wirasti |
MEET THE PRODUCERS | Arturo G.P Titien Watimena John de Rantau |
Arturo G.P Wulan Guritno Sheila Timothy |
Senin, 26 Maret 2012
Yogya Kasih Waktu 7 Bulan ke Pemerintah
Perhimpunan Dukuh Yogyakarta, Sukirman menjelaskan, jika pemerintah tidak mengakui keistimewaan Yogyakarta maka pemerintah sama halnya tidak menghargai sejarah Indonesia. Untuk itu, pihaknya memberikan waktu kepada pemerintah hingga tujuh bulan ke depan.
"Ini kan sudah injuritime, yang rencananya akan disepakati pada bulan Oktober mendatang. Kalau ada niat pemerintah RUU tersebut harus segera disahkan sebelum diserahkan ke DPR," kata Sukirman kepada INILAH.COm, Selasa (27/3/2012).
Menurutnya, pada 12 April mendatang seluruh rakyat Yogyakarta akan kembali berkumpul untuk menyampaikan aspirasi terkait keistimewaan Yogya. Maka dari hasil pertemuan seluruh rakyat Yogya tersebut akan diserahkan kepada pemerintah pusat.
"Tanggal 12 April kita akan kumpulkan seluruh rakyat Yogya. Dari hasil pertemuan itu maka akan kita sampaikan kepada pemerintah pusat," ujarnya.
Dikatakannya, pemerintah harus memberikan penjelasan yang jelas jika tidak mengakui keistimewaan Yogyakarta. "Pemerintah pusat mau menerima atau tidak kan alasan harus jelas," tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, Minggu (25/3/2012), rakyat Yogya menggelar Apel Siaga Rakyat Yogyakarta Pro-Penetapan di Alun-alun Sewandanan Puro Pakualaman, Yogyakarta.
Acara itu dilaksanakan sebagai dampak belum jelasnya nasib Rancangan Undang-undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menentukan nasib hak istimewa Yogykarta untuk hidup di dalam NKRI.
Tak tanggung-tanggung, adik kandung Sultan Hamengkubuwono X, GBPH Prabukusumo mengancam, Yogya siap melepaskan diri dari NKRI jika RUUK Yogyakarta tak menjamin keistimewaan Yogya dalam bentuk penetapan Sultan sebagai gubernur.
"Itu keputusan detik-detik terakhir. Kalau pemerintah tidak mau memperhatikan sejarah lagi, itu risiko dan kami akan bersikap," kata GBPH Prabukusumo
Sabtu, 24 Maret 2012
Kena Racun Tomcat Jangan Garuk, Langsung Cuci dengan Sabun
Fenomena Tomcat kini terlihat juga Jakarta dan sejumlah wilayah di Jawa Barat. Jika Anda dihinggapi Tomcat dan terkena cairan racunnya, jangan garuk, tapi langsung cuci dengan sabun.
"Kalau terkena cairan racun Tomcat, jangan pernah digaruk. Tapi langsung cuci dengan sabun dan air mengalir," tutur Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kemenkes, dr. Rita Kusriastuti, MSc kepada detikcom, Jumat (23/3/2012).
Rita memastikan, cairan beracun yang dikeluarkan Tomcat tidaklah mematikan. Jika ada orang yang terkena cairan ini dan kemudian kulitnya membengkak, dia menengarai karena orang tersebut menggaruk bagian tubuhnya tersebut.
"Kalau menempel di tubuh kta, jangan ditepuk. Karena kalau ditepuk nanti perutnya pecah dan keluar cairan toksin. Kalau menempel di kulit, cukup disentil saja," papar Rita.
Rita mengatakan, Tomcat juga bukan serangga yang baru-baru ini muncul. Kalaupun binatang ini menyambangi ke pemukiman atau kawasan perkotaan, itu disebabkan dikarenakan habitatnya yang terganggu.
"Ini bukan serangga baru, sudah ada di sekitar manusia. Kalau serangga ini ada di rumah, maka usir saja secara halus. Yang penting jangan sampai dia mengeluarkan cairan beracun," papar Rita.
Komposisi piano Mozart ditemukan di Austria
Sebuah karya Mozart, yang diyakini ditulis tangan ketika dia berusia sekitar 10 tahun, ditemukan di Austria.
Karya yang diperkirakan ditulis pada tahun 1767 atau1768 itu ditemukan di dalam sebuah buku catatan di atas loteng.
Peneliti baru-baru ini berkeyakinan ada bukti kuat bahwa Allegro Molto adalah komposisi karya Mozart.
Komposisi itu ditulis dalam sebuah buku catatan atas nama Del Signore Giovane Wolfgango Mozart.
Ahli musik Hildegard Herrmann-Schneider mengatakan hanya Leopold Mozart yang menggunakan nama tersebut ketika menuliskan nama anak lelakinya.
Sejarawan yayasan Salzburg' Mozarteum meyakini bahwa tulisan itu dimiliki oleh komposer yang sedang berkembang.
Buku catatan berhalaman 160 yang tertanggal tahun 1780 itu juga berisi banyak karya musik yang ditulis oleh ayah Mozart.
Seorang musisi Florian Birsak mencoba memainkan karya Mozart selama empat menit tersebut di rumah masa kecil Mozart dengan piano aslinya.
Dia mengatakan: ''Ini bukan karya orang biasa, sudah ada sentuhan Mozart yang membuatnya menjadi luar biasa di kemudian hari.''
Tahun 2009, peneliti mengungkap dua karya musik yang diyakini ditulis Mozart ketika dia berusia tujuh atau delapan tahun.
Jumat, 23 Maret 2012
'Sampai Ujung Dunia', Drama Terbaik Monty Tiwa
Kalau membaca sinopsisnya, maka jelas sekali kalau ceritanya sangat sinetron banget. Mirip-mirip FTV kurang lebihnya. Namun ketika menonton filmnya, kesan itu agak sedikit berkurang. Tidak ada derai air mata yang mengalir deras karena adanya sebuah penyakit aneh, semuanya berlangsung begitu alami dan enak dinikmati.
Kisah seorang cewek yang bersahabat dengan dua pria ganteng dan akhirnya berubah menjadi kisah cinta segi tiga ini sangat manusiawi, meskipun bolong-bolong tetap saja ada dan kadang terasa dipaksakan, tapi secara umum film ini sangat nyaman dinikmati.
Agak sulit membayangkan seorang gadis yang “cacat” dengan prestasi kerja yang ala kadarnya, tetapi mampu membiayai “seorang calon prajurit” sampai lulus menjadi prajurit. Untuk yang ini sebaiknya kita terima saja apa kata sutradara. Intinya adegan ini ingin menunjukkan betapa cintanya sang gadis terhadap pria idamannya.
Siapa pria idaman sang gadis juga pasti mudah ditebak. Namanya saja sinetron yang dibioskopkan, jadi jalan cerita sangat mudah ditebak. Meski begitu ending cerita cukup bagus, sehingga selesai menonton film ini ada sesuatu yang tetap kita dapat.
Permainan akting dari Dwi Sasono tentu sudah sangat kita kenal kehandalannya sedangkan permainan Gading Martin yang diarahkan seperti Gading Martin apa adanya juga sangat pas untuk karakter Gilang. Klop sudah permainan jejaka ganteng ini melawan akting gadis cantik asal Klaten Renata Kusmanto.
Akting Renata memang belum teruji, tapi untuk permainannya di film ini sudah cukup memadai. Sayang peran Sudjiwo Tedjo tidak diexplore dengan baik. Wejangan-wejangan ala Sudjiwo Tedjo sebenarnya bisa disisipkan pada sang calon prajurit, sehingga film ini bisa lebih “berisi”.
Bagian make up juga patut diacungi jempol. Perpindahan karakter dari anak SMU menjadi pria dewasa terlihat sangat mulus. Agak sulit membayangkan seorang Gading Martin atau Dwi Sasono berperan sebagai anak SMU, tetapi di film ini mereka dapat memerankannya dengan baik. Tentu dengan bantuan riasan yang sangat detil.
Secara keseluruhan film ini layak tonton, apalagi untuk mereka yang suka akan kisah ala sinetron dengan tampilan yang lebih halus dan tidak banjir air mata.
Selamat menonton.
Langganan:
Postingan (Atom)