YOGYAKARTA - Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto bersama tokoh agama yang tergabung dalam Aliansi Jogja untuk Indonesia Damai (Aji Damai) mengukuhkan Yogyakarta sebagai Kota Toleran di Kompleks Balai Kota.
Dalam kesempatan itu, Herry menyampaikan keprihatinan dengan tindakan kekerasan mengatasnamakan agama.
“Hidup rukun, damai, dan sejahtera adalah kebutuhan dasar setiap umat manusia. Kebutuhan rasa perdamaian membutuhkan kesadaan semua pihak untuk saling menghormati keragaman, menghormati perbedaan, bersedia untuk mengedepankan budaya, dialog, serta bekerja sama demi perdamaian,” ujar Herry, Kamis (3/3/2011).
Pria yang sudah dua periode menjabat wali kota ini menambahkan dari dulu hingga sekarang Yogyakarta tetap menjadi kota toleran. “Mudah-mudahan, ke depan, Yogya tetap menjadi kota toleran. Bahasa gaulnya, Jogja The City of Tolerance,” cetusnya.
Sementara itu koordinator pelaksana Aji Damai, Subkhi Ridho, menjelaskan latar belakang peneguhan Yogyakarta sebagai kota toleran ini terkait tindakan kekerasan yang terjadi di Pandeglang dan Temanggung.
Aji Damai, lanjut dia, memiliki misi mewujudkan sikap toleransi yang nyata di tengah kehidupan masyarakat.
“Ketika perbedaan keyakinan, agama, etnis, budaya, betul-betul dijumpai lantas lupa akan makna hakiki dari keberimanan yang mengaku beragama. Akhirnya, ada legitimasi tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Itu yang membuat kami prihatin,” tambahnya.
Pernyataan diikuti 48 elemen masyarakat. Lima tokoh agama yang turut hadir mengapresiasi adanya peneguhan Yogyakarta Kota Toleran.